Jumat, 25 November 2011

proposal metode penelitan pendidikan



Tema Sentral              : Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IS SMA 14 Semarang
JUDUL
“ PENGARUH MINAT, MOTIVASI, KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IS SMA 14 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011”

















BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Dewasa ini di dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat melanda dunia termasuk bangsa Indonesia. Untuk menghadapi tantangan berat dalam dunia pendidikan ini dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan secara langsung akan berpengaruh pada pembentukan kualitas sumber daya manusia. Kualitas pendidikan yang rendah akan membawa dampak pada kualitas sumber daya manusia yang rendah pula.
Menurut UUSPN No. 2 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berbicara tentang pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera melakukan berbagai upaya penyesuaian untuk  mampu menyiapkan peserta didik yang siap bersaing dan mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang cukup kompleks.
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni: bimbingan, pengajaran, dan latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini tujuan pendidikan merupakan komponen sisitem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral (Himalik, 2003:3).
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah berfungsi membina siswa untuk dapat melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi lagi. Di SMA diajarkan sejumlah mata pelajaran baik itu mata pelajaran Ilmu Alam (Matematika, Fisika,Biologi, Kimia), mata pelajaran Ilmu Sosial (Ekonomi, Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Antropologi, Kewarganegaraan), bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris) maupun mata pelajaran lainnya yang bersifat mendukung seperti olahraga dan keterampilan.
Sebagai komponen dalam kurikulum untuk mendidik siswa mencapai kualitas tertentu, pelajaran Sosiologi dan Antropologi di Sekolah Menengah Atas (SMA) bermakna dalam membina segi intelektual, sikap, minat, keterampilan, dan kreativitas bagi peserta didik. Dengan pemahaman di lingkungan sekitar, menganalisis, dan memecahkan persoalan terkait serta dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari yang nantinya merupakan bekal untuk bekerja atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Prestasi ialah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru (Tu’u, 2004:75).
Prestasi belajar sangat penting karena sebagai indikator keberhasilan baik bagi seorang guru maupun siswa. Bagi seorang guru prestasi belajar siswa dapat dijadikan sebagai pedoman penilaian terhadap keberhasilan dalam kegiatan membelajarkan siswa. Seorang guru dikatakan berhasil menjalankan program pembelajarannya apabila separuh atau lebih dari jumlah siswa telah mencapai tujuan instruksional baik tujuan instruksional khusus maupun instruksional umum. Sedangkan bagi siswa, prestasi belajar merupakan informasi yang berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif maupun perubahan yang bersifat negatif.
Tidak ada seorang pun siswa yang tidak menginginkan suatu prestasi belajar yang baik. Namun untuk memperoleh semua itu tidaklah mudah mengingat adanya perbedaan setiap individu baik minat, motivasi, karakter, bakat, cita-citanya dan lain-lain yang dimiliki oleh setiap siswa. Dengan perbedaan yang demikian akan menyebabkan tercapainya suatu prestasi belajar yang berbeda pula, yaitu prestasi ada yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang diduga dipengaruhi oleh faktor minat, motivasi, ketrampilan mengajar guru dan sumber belajar.
Menurut (Tu’u, 2004:79) minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Jika seorang siswa menaruh minat yang besar terhadap mata pelajaran tertentu, maka siswa tersebut akan lebih mudah untuk dapat memahami materi yang diajarkan oleh gurunya. Sehingga dalam hal ini minat siswa dapat memperlancar proses belajarnya.
            Menurut (Tu,u, 2004) keberhasilan siswa dipengaruhi juga oleh adanya motivasi. Motivasi adalah suatu dorongan yang diberikan dan yang timbul pada diri seseorang, dalam hal ini siswa untuk melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang berupa prestasi belajar. Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, apabila pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Terkait dengan motivasi dalam memilih program studi, seorang siswa akan memperoleh prestasi belajar yang baik jika ada dorongan atau keinginan di dalam dirinya untuk memilih prodi sesuai dengan minat dan kemampuannya.
            Selain minat dan motivasi siswa, faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa keterampilan mengajar guru. Keterampilan mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar. Seorang guru yang profesional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya. Penguasaan terhadap berbagai keterampilan mengajar akan memungkinkan seorang guru mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar dapat berlangsung secara efektif. Oleh karena itu, seorang guru yang ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik atau pengajar seyogyanya menguasai secara baik keterampilan mengajar tersebut.
            Faktor lain dari minat, motivasi, keterampilan mengajar guru yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah sumber belajar. Sumber belajar merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar, sebab pada hakekatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru. Dengan fasilitas dan bahan belajar siswa pada dasarnya dapat mengembangkan program instruksional. Sumber belajar yang lengkap menyebabkan siswa lebih dapat mengembangkan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
            Untuk mata pelajaran Kewarganegaraan kelas XII SMA N 2 Cilacap  diampu oleh guru yang sama baiknya dalam menyampaikan meterinya untuk siswa kelas X IS I. IS II, IS III, dan IS IV. Meskipun demikian, pemahaman siswa berbeda-beda yang kemudian akan berdampak pada pencapaian prestasi belajar yang berbeda pula yaitu ada yang tergolong tinggi dan ada pula yang tergolong rendah. Di SMA N 2 Cilacap  khususnya kelas IS tahun ajaran 2010/2011 juga mengalami hal yang demikian, yaitu prestasi belajar yang diperoleh setiap siswa bervariasi. Hai ini dibuktikan pada nilai ulangan umum bersama untuk mata pelajaran Kewarganegaraan. Nilai ulangan umum bersama yang diperoleh siswa masih banyak di bawah 65 seperti pada tabel 1.1:
Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Ulangan Umum Bersama Pelajaran Sosiologi Kelas XII  Tahun Ajaran 2010/2011

Kelas
Nilai Rata-rata Kelas
XI IS I
65
XI IS II
64
XI IS III
62
XI IS IV
61
Rata-rata Kelas
63
Sumber : Dokumen Guru SMA N 2 Cilacap
            Data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai Ulangan Umum Bersama mata pelajaran Kewarganegaraan siswa kelas XI SMA N 2 Cilacap belum sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah dimana sekolah menetapkan batas minimal ketuntasan belajar untuk mata pelajaran Sosiologi adalah 65. Agar minat belajar siswa dapat meningkat, maka perlu adanya motivasi yang mendukung dan keterampilan mengajar guru yang profesional agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
            Berdasarkan uraian diatas dapat dimungkinkan adanya factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dialami oleh siswa SMA N Cilacap. Diduga berasal dari faktor minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar.
                Rumusan Masalah
Dari apa yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik pokok kesimpulan sebagai berikut:
1.      Bagaimana minat siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011?
2.      Bagaimana motivasi siswa kelas XII IS SMA  N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011?
3.      Bagaimana keterampilan mengajar guru kepada siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap  tahun ajaran 2010/2011?
4.      Bagaimana sumber belajar siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap  tahun ajaran 2010/2011?
5.      Bagaimana pengaruh minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar terhadap prestasi belajar Sosiolologi dan Antropologi siswa kelas XII SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011?
6.      Seberapa besar pengaruh minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar terhadap prestasi belajar Kewarganegaraan siswa kelas XII SMA N 2 Cilacap  tahun ajaran 2010/2011?


1.1  Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui minat siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011
2.      Untuk mengetahui motivasi siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011
3.      Untuk mengetahui keterampilan mengajar guru kepada siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap 14 Semarang tahun ajaran 20010/2011
4.       Untuk mengetahui sumber belajar siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 20010/201I
5.      Untuk mengetahui pengaruh minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar terhadap prestasi belajar Kewarganegaraan siswa kelas XII SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011
6.      Untuk berapa besar pengaruh minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar terhadap prestasi belajar Sosoilogi dan Antropologi siswa kelas XII N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011







1.2  Manfaat Penelitian
             Dari penelitian yang dilakuakan penulis diharapkan mempunyai manfaat, antara lain:
1.      Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian oleh penulis adalah sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk penelitian lanjutan mengenai pengaruh minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar yang belum dikaji dalam penelitian ini serta mengembanakan pemahaman teoritis yang diperoleh selama bangku kuliah dalam pembelajaran di dalam kelas.
2.      Manfaat Praktis
a.    Bagi Sekolah
Sekolah sebagai tempat belajar mengajar diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan untuk seluruh materi pokok pada umumnya dengan meningkatkan fasilitas belajar yang ada serta sebagai bahan acuan dalam melakukan kontrol terhadap proses belajar mengajar.

b.   Bagi Guru
Memberi masukan kepada guru dan siswa bahwa minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar adalah sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar pelajaran Sosiologi dan Antropologi.


c.    Bagi Peneliti
Menerapkan pemahaman teoritis yang diperoleh selama di bangku kuliah dalam pembelajaran di dalaam kelas dan juga sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk penelitian lanjutan mengenai pengaruh minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar yang belum dikaji.

1.3  Penegasan  Istilah
1.      Pengaruh
Pengaruh yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi. Sesuatu dalam hal ini yaitu: minat, motivasi, keterampilan mengajar guru dan sumber belajar.
2.      Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa da yang menyuruh. Yang dimaksud dengan minat disini adalah minat belajar yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan siswa untuk belajar Kewarganegaraan mencapai tujuan belajar berupa prestasi belajar yang maksimal.

3.      Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan yang diberikan dan yang timbul pada diri seseorang, dalam hal ini siswa untuk melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang berupa prestasi belajar.

4.      Keterampilan Mengajar Guru
Keterampilan mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar. Seorang guru yang profesional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya.
5.      Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
6.      Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan minat atau angka yang diberikan guru. Prestasi belajar dalam hal ini diukur dari nilai Ulangan Umum bersama kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011.





























BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan tentang Minat
2.1.1. Pengertian Minat
Menurut W.S Winkel minat adalah kecenderungan yang  menetap. Subyek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa sering berkecimpung dalam dunia tersebut (Wuryani, 2002:365). Minat berarti kecenderungan hati (keinginan, kesukaan) terhadap sesuatu. Semakin besar minat seseorang terhadap sesuatu, perhatiannya lebih mudah tercurah pada hal tersebut. (Ginting, 2003:98).
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003:180). Minat merupakan kecenderungan afektif seseorang untuk membuat pilihan aktifitas. Dalam arti kata lain minat juga menyebabkan suatu keaktifan dan hasilnya pada keikutsertaan didalam keaktifan itu.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan yang terarah secara intensif terhadap sesuatu yang menimbulkan perasaan senang dan tertarik, sehingga subyek termotivasi untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang disenanginya dalam jangka waktu yang cukup lama. Apabila individu sudah mempunyai minat tehadap suatu obyek atau aktivitas tertentu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut suka terhadap obyek atau aktivitas tersebut dan dalam dirinya timbul perhatian dan kesediaan untuk mengikuti secara aktif.
Menurut Keller dan Wuryani (2002:367) dalam proses pembelajaran, minat dan perhatian merupakan prasyarat untuk belajar. Oleh karena itu, tugas pertama pengembang pelajaran adalah menciptakan lingkungan belajar yang menarik, bermanfaat, dan cukup menantang bagi siswa.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah memmbantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharuskan untuk mempelajarinya dengan dirinya sebbagai individu. Proses ini berarti, menunjukkan, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.
2.1.2. Macam-Macam Minat
            Super dan Criter dalam Dewa Ketut Sukardi (1998:104) menyebutkan empat tipe minat sebagai berikut:
1.   Minat yang diekspresikan ialah ekspresi verbal yang disenangi dan tidak disenangi. Ekspresi ini seringkali berkaitan dengan matrealitas dan penggalaman.
2.   Minat yang dimanifestasikan akan nampak karena partisipasi individu dalam kegiatan yang diberikannya.
3.   Minat yang dites, dapat diketahui dengan pasti dari pengukuran pengetahuan pembendaharaan kata atau informasi lain. Minat yang dites adalah didasarkan suatu asumsi bahwa hasil minat diakumulasikan ke dalam informas yang relevan, sebaliknya dengan pembendaharaan secara khusus.
4.   Minat yang diinfestasikan biasanya ini ditetapkan dengan daftar cek.
Siswa Sekolah Menengah sebgai seorang remaja menurut Ridwan (1998:128) mempunyai beberapa minat sebagai berikut:
a.    Minat-minat pribadi, meliputi:
1)      Minat pada penampilan diri
2)      Minat pada pakaian
3)      Minat pada prestasi
4)      Minat pada kemandirian
5)      Minat pada uang
b.   Minat pendidikan
        Pada umumnya remaja muda suka mengeluh tentang larangan-larangan sekolah, pekerjaan rumah, kursus-kursus wajib, makanan di kantin dan cara pengelolaan sekolah. Mereka bersikap kritis terhadap guru dan cara mengajarnya. Meskipun demikaian, sebagian remaja muda dapat menyesuaikan dengan baik di sekolah. Biasanya remaja lebih menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yanga nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya kepada anak atau siswa untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan berbagai alat, buku, narasumber atau tempat. (Sudono, 2000:1)

2.2 Tinjauan tentang Motivasi
2.2.1. Pengertian Motivasi
            Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar (Dimiyati, 1994:75). Thomas L. Good dan Jese B. Briphy dalam Elida prayitno (1989:8), mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku. Menurut Haribuan (1999:95), motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan belajar seseorang, agar mau bekerja sama, belajar efektif, dan terintegrasi.
            Sedangkan menurut Mc.Donald dalam Kurikulum dan Pembelajaran (Oemar Hamalik, 1996:106) menyatakan motivasi adalah suatu perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
            Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang diberikan dan yang timbul pada diri seseorang, dalam hal ini siswa untuk melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuanyang berupa prestasi belajar.
            Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, apabila pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Terkait dengan motivasi dalam memilih program studi, seorang siswa akan memperoleh prestasi belajar yang baik jika ada dorongan atau keinginan di dalam dirinya untuk memilih prodi sesuai dengan minat dan kemampuannya.
2.2.2. Fungsi Motivasi
            Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku.
Menurut Oemar Hamalik (1995:108), fungsi motivasi adalah:
a.    Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suati perbuatan misalnya belajar.
b.   Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya menggerakkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c.    Motivasi berfingsi sebagai penggerak, artnya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambaynya suatu pekerjaan.

2.2.3. Ciri-Ciri Motivasi
            Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Tekun menghadapi tugas atau dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai
b.   Ulet menghadapi kesulitan atau tidak kenal putus asa. Tidak memerlukan dorongan di luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestaasi yang telah dicapainya
c.    Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
d.   Lebih senang bekerja mandiri
e.    Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif)
f.     Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau yakin akan sesuatu)
g.    Tidak mudah melepas hal-hal yang diyakini itu
h.    Senang mencari dan menyelesaikan masalah.
Apabila seseorang memiliki cirri-ciri di atas, berarti seseorang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar (Sardiman, 2001:81-82).
2.2.4. Prinsip-Prinsip Motivasi
            Menurut Djamarah (2002:118-121), ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, antara lain sebagai berikut:
a.    Motivasi belajar sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Bila seseorang sudah termotivasi belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.
b.   Motivasi menarik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar
Anak didik  yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh di luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Dia belajar karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya bukan ingin mendapatkan nilai tinggi, mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda.
c.    Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
Mesti hukuman telah diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian.

d.   Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar
Kebutuhan anak didik adalah keinginannya untuk menguasai mendapatkan ilmu pengetahuan. Belajar adalah santapan utamanya. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik dan dapat memberikan motivasi dalam belajar.
e.    Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang statis. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari-hari mendatang.


f.     Motivasi melahirkan motivasi dalam belajar
Dari berbagai hasil penelitian, selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seorang anak didik.
2.2.5. Cara Menumbuhkan Motivasi
            Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah antara lain:
a.    Memberi Angka
            Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai nilai atau angka yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai rapor baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang kuat.
b.   Hadiah
            Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian, karena hadiah itu suatu pekerjaan yang mungkin tidak akan menarik bagai seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut.
c.    Saingan atau Kompetisi
            Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untik mendorong siswa. Persaingan, baik persaingan individu maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.




d.   Ego-Involvement
            Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangaan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
e.    Memberi Ulangan
            Pada siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada ulangan. Oleh karena itu, member ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
f.     Mengetahui Hasil
        Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
g.    Pujian
            Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligusmerupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, ini merupakan motivasi, dan pemberiannya harus tepat.
h.    Hukuman
            Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bias menjadi alat motivasi.



i.      Hasrat untuk Belajar
            Hasrat  untuk  belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
j.     Minat
            Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancer kalau disertai dengan minat.
k.   Tujuan yang Diakui
            Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang penting, karena memahami tujuan yang harus dicapai sangat dirasa berguna dan menguntungkan.

2.3 Tinjauan Tentang Keterampilan Mengajar
2.1.1. Pengertian Keterampilan
            Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti: cekatan, cakap mengerjakan sesuatu. Keterampilan menurut T.K. Poerba (1980) dalam skripsinya Purwati (1998:14) adalah kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (dengan keahlian).
            Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syarat dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya banyak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya (Dalyono, 1996:214), keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai haasil tertentu.
            Keterampilan juga diartikan kecakapan dalam menyelesaikan tugas pekerjaan, sanggup dengan cekatan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan waktu yang diperlukan dengan melibatkan semua aktivitas jasmaninya tanpa menimbulkan kejenuhan (Depnaker RI Jawa Tengah).
            Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pola tingkah laku atau pekerjaan dengan baik dan cermat untuk mencapai hasil tertentu.

2.3.2. Jenis-Jenis Keterampilan
Berdasarkan  dengan tujuan yang ingin dicapai, keterampilan digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.   Ketermpilan Umum atau Keterampilan Akademis
Terampil disini merupakan terampil dalam menerapkan, mengamalkan sesuatu konsep atau teori pengetahuan.      
2.   Keterampilan Pra Kejuruan
   Keterampilan ini hanya terbatas pada penguasaan dasar-dasat keterampilan saja.


3.   Keterampilan Kejuruan
   Keterampilan kejuruan dapat diperoleh dengan jalan mengikuti pendidikan dan latihan.


2.2.3. Keterampilan Mengajar
            Keterampilan mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar. Seorang guru yang profesional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya. Penguasaan terhadap berbagai keterampilan mengajar akan memungkinkan seorang guru mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar dapat berlangsung secara efektif. Oleh karena itu, seorang guru yang ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik atau pengajar seyogyanya menguasai secara baik keterampilan mengajar tersebut.
            Menurut hasil penelitian (Thurney, 1973) dalam bukunya Wardani (1997:79) terdapat 8 (delapan) keterampilan belajar mengajar yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi, dalam penelitian ini penulis hanya mengungkap enam keterapilam mengajar,adalah sebagai berikut:
A.   Keterampilan Bertanya
        Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai oleh guru karena hampir pada setiap kegiatan belajar mengajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas pertanyaan guru menentukan kualitas jawaban murid (Wardani, 1997:81). Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenai. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong keterampilan berpikir (Hasibuan, 1993:62).
Tujuan dari keterampilan bertanya antara lain:
1.      Merangsang kemampuan berpikir siswa
2.      Membantu siswa dalam belajar
3.      Mengarahkan siswa pada tingkat interksi belajar yang mandiri
4.      Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir tingkat rendah ketingkat yang lebih tinggi
5.      Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan.
Keterampilan bertanya terbagi menjadi dua, yaitu:
1)      Keterampilan bertanya dasar
Keterampilan ini terdiri dari komponen-komponen berupa pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemusatan kearah jawaban yang diminta, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan, pemberian waktu berfikir, dan pemberian tuntunan.

2)      Keterampilan bertanya lanjutan
Keterampilan ini terdiri komponen-kompoonen yang berupa: pengukuhan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, dan pengaturan pertanyaan pelacak.





B.  Keterampilan Menggunakan Variasi
        Faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang stagnan (klasikal) mengakibatkan perhatian, motivasi,dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah menurun. Untuk itu, diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan belajar mengajar.
        Menurut haasibuan (1995:640, mengungkapkan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam prosese belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan serta berperan secara aktif. Variasi strimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks prosese interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan sisiwa sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi (Usman, 1992:76). Sedangkan menurut Wardani (1997:84), variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para sisiwa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Kegunaan keterampilan menggunakan variasi kelas adalah:
1.      Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadaaap hal-hal yang berkaitan dengan aspek belajar
2.      Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi
3.      Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
4.      Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberikan kemudahan belajar
5.      Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif.
     Komponen-komponen mengadakan variasi:
1.      Variasi dalam gaya mengajar guru
a)      Penggunaan variasi suara (teacher voice)
b)      Pemusasatan perhatian siswa (focusing)
c)      Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence)
d)      Menggunakan kontak pandangan dan gerak
e)      Gerakan badan dan mimic
f)        Pergantian posisi guru di dalam kelas dan gerak guru

2.      Variasi dalam penggunaan media bahan pembelajaran
a)      Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids)
b)      Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditive aids)
c)      Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik)
d)      Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, diraba (audio visual aids)
3.      Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola interksi guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar beraneka ragam coraknya dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. (Usman, 1992:72)
C.  Keterampilan Menjelaskan
        Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Jadi, keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh guru (Wardani, 1997:85).
        Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menuunjukkan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa dan bukan indoktrinasi (Hasibuan, 1993:70). Selanjutnya Usman, (1992:81), mengatakan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dan contohatau dengan sesuatu yang belum diketahui.
        Alasan keterampilan menjelaskan perlu dikuasai adalah:
1.      Pada umumnya interaksi komunikasi lisan di dalam kelas didominasi guru
2.      Sebagian besar kegiatan guru adalah informasi. Untuk itu, efektivitas pembicaraan perlu ditingkatkan
3.      Penjelasan yang diberikan guru sering tidak jelas bagi siswa dan hanya jelas bagi guru sendiri
4.      Tidak semua siswa dapat menggali sendiri informasi yang diperoleh dari buku. Kenyataanya ini menuntut guru untuk memberikan pedoman kepada siswa untuk hal-hal tertentu
5.      Sumber informasi yang tersedia yang dapat dimanfaatkan siswa sendiri sering sangat terbatas
6.      Guru sering tidak dapat membedakan antara menceritakan dan member penjelasan.

Kegiatan penjelasan bertujuan untuk:
1.      Membimbing siswa memahami berbagai konsep, hokum, prinsip, atau prosedur
2.      Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa”
3.      Melibatkan siswa untuk berpikir
4.      Mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa
5.      Menolong siswa menghayati berbagai proses penalaran.


D.  Keterampilan Membuka dan menutup Pelajaran
        Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siaap mental dan penuh perhatian pada diri siwa. Sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran (Wardani, 1997:86). Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar (Hasibuan:73).
        Tujuan dari keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akn dihadapi
2.      Memungkinkan siswa mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan
3.      Siswa dapat mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian pelajaran
4.      Memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari
5.      Memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan, konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa
6.      Memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.

E.   Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
        Menurut Usman (1997:86), diskusi kelompok adalah suatu proses teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan keputusan atau pemecahan masalah. Siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil dibawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagai informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Diskusi berlangsung dalan suasana terbuka dan setiap siswa bebas mengemukakan ide-idenya tanpa merasa ada tekanan dari teman atau gurunya dan setiap siswa harus menaati peraturan yang ditetapkan sebelumnya. Diskusi kelompok informasi atau pengalamaan, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Tujuan dari diskusi kelompok kecil memungkinkan siswa:
1.      Berbagi informasi dari pengalaman dalam memecahkan masalah
2.      Meningkatkan pemahaman atas masalah penting
3.      Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
4.      Mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi
5.      Membina kerjasama yang sehat, kelompok yang kohesif dan bertanggung jawab.
        Beberapa hal perlu diperhatikan oleh guru agar diskusi dapat berjalan dengan baik
adalah:
1.      Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim yang bebas dan penuh dengan keterbukaan, kehhangatan hubungan antarpribadi, keantusiasan, berpartisipasi, kesediaan menerima pendapat orang lain.
2.      Perencanaan yang matang akan mempertinggi efektivitas diskusi.

F.   Keterampilan Mengelola Kelas
        Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk mencapai dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan remedial (Hasibuan 1993:82). Sedangkan menurut Wardani (1997:90), keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakandan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya prosees belajar mengajar yang serasi dan efektif.

Tujuan guru mengelola kelas agar dapat:
1.      Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung
2.      Menyadari kebutuhan siswa
3.      Memberikan respons yang efektif terhadap perilaku siswa.

Keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.      Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaankondisi belajar yang optimal
2.      Keterampilan yang berrhubungan dengan pengembalian kondisi yang optimal.

2.4 Tinjauan tentang Sumber Belajar
2.4.1.   Pengertian  Sumber Belajar
           Menurut Nana Sudjana sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna member kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya (Sudjana, 2003:79). Dalam arti sempit sumber belajar terbatas pada buku-buku atau bahan tercetak lainnya.
           Sumber belajar merupakan bahan termasuk alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nama sumber, benda, atau hasil-hasil budaya (Sudono, 2000:7).
           Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi dan dapat digunakan seseorang sebagai tempat mendapat bahan untuk belajar. Sumber belajar merupakan bahan atau materi untuk menembah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar, sebab pada hakekatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru.

2.4.2.   Jenis-Jenis Sumber Belajar
           Menuru  Mulyasa (2002), sumber belajar dikelompokkan sebagai berikut:
1.   Manusia
Yaitu orang yang menyampaikan pesan secara langsung seperti guru, konselor, administrator, yang diniati secara khusus dan sengaja untuk kepentingan belajar (by design).
2.   Bahan
Yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaaran, baik diniati secara khusus seperti peta, grafik, buku paket dan sebagainya, maupun bahan yang bersifat umum, seperti film pendidikan yang dimanfaatka untuk kepentingan belajar.
3.   Lingkungan
Yaitu ruang dan tempat dimana sumber-sumber diberitahukan dengan para peserta didik. Lingkungan yang dirancang untuk kepentingan belajar seperti: ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang dimanfaatkan untuk kepentingan belajar, seperti museum, kebun binatang, candi, dan sebagainya.
4.   Alat dan Peraga
Yaitu sumber belajar untuk produksi dan untuk memainkan sumber-sumber lain misalnya tape, proyektor, film, pesawat televisi, dan sebagainga.
5.   Aktivitas
Yaitu sumber belajar yang biasanya merupakamn kombinasi suatu teknik dan sumber lain untuk memudahkan belajar, misalnya pengajaran berpogram merupakan kombinasi antara teknik penyajian bahan dengan buku, contoh lainnya seperti simulasi dan karya wisata.
2.4.3.   Komponen dan Faktor Sumber Belajar
           Sumber belajar dapat dipandang sebagai suatu system karena merupakan satu kesatuan yang di dalamnya terdapat komponen-komponen dan faktor-faktor
yang berhubungan dan saling berpengaruh satu sama lainnya.
a.    Komponen-Komponen Sumber Belajar
§  Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar
Setiap sumber belajar selalu mempunyai tijuan atau misi yang akan dicapai. Demikian pula tujuan setiap sumber itu selalu ada, baik secara eksplisit maupun secara implisit. Tujuan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat dan bentuk-bentuk sumber belajar itu sendiri.
§  Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber belajar
Wujud sumber belajar secara fisik satu sama lainnya berbeda-beda penggunaan atau pemanfaatannya hendaklah dengan memperhatikan segi waktu, pembiayaan, dan sebagainya.
§  Pesan yang dibawa oleh sumber belajar
Pesan sumber belajar membawa pesan yang dapat dimanfaatkan atau dipelajari oleh para pemakainya. Oleh sebab itu, para pemakai sumber belajar hendaknya memperhatikan bagaimana isi pesan yang disimak.

§  Tingkat kesulitas atau kompleksitas pemakaian sumber belajar
Tingkat kesulitan pemakaian sumber belajar perlu diketahui guna menentukan apakah sumber belajar masih dapat dipergunakan mengimgat waktu dan biaya terbatas.
b.   Faktor-Faktor yang Berpengaruh kepada Sumber Belajar
§  Perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi amat berpengaruh terhadap sumber belajar yang digunakan.
§  Nilai-nilai budaya setempat
Sering ditemukan bahan yang diperlukan sebagai sumber pelajaran di pengaruhi oleh faktor budaya setempat, antara lain nilai-nilai budaya dipegang teguh masyarakat.
§  Keadaan ekonomi pada umumnya
Keadaan ekonomi mempengaruhi sumber belajar dalam hal upaya pengadaannya, jenisnya dan upaya menyebarkannya kepada pemakai.
§  Keadaan pemakai
Keadaan pemakai turut mempengaruhi sumber belajar yang dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar (Sudjono, 2002:81-84).
           Pada umumnya terdapat dua cara memanfaatkan sumber belajar dalam pembelajaran di sekolah, yaitu:
a)      Membawa sumber belajar ke dalam kelas, misalnya membawa tape recorder ke dalam kelas, mendatangkan manusia, sumber, dan sebagainya.
b)      Membawa kelas ke lapangan dimana sumber belajar berada, misalnya museum, dan sebagainya. Pemannfaatan dengan cara kedua ini biasanya dengan studi banding maupun karya wisata (Mulyasa, 2003:50).


2.5  Tinjauan tentang Prestasi Belajar
2.5.1. Pengertian Prestasi Belajar
           Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlansung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perusahaann dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap (W.S. Winkel, 1987:36). Menurut Catharina Tri Anni (2004:6), belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.
2.5.2.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
1.   Faktor Internal
        Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi 2 aspek yaitu

Aspek Fisiologis:
§  Kondisi fisiologi
§  Kondisi panca indera
a.       Aspek psikologis
§  Intelegensi siswa
§  Sikap siswa
§  Bakat siswa
§  Minat siswa
§  Motivasi siswa


2.   Faktor Eksternal
        Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang berasal dari luar dirinya. Faktor eksternal terdiri dari:
a.       Faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Termasuk lingkungan fisik adalah keadaan suhu dan kelembaban udara, sedangkan yang termasuk lingkungan social antara lain pribadi guru dan cara mengajarnya, sikap orang tua, suasana keluarga, dan situasi pergaulan dengan teman.
b.      Faktor instrumen yaitu faktor-faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Termasuk faktor lain ini antara lain fasilitas gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, perpustakaan, kurukulum, buku panduan belajar dan lain-lain.
2.5.3.   Fungsi Prestasi Belajar
           Menurut Arifin (1991:3)  prestasi belajar mempunyai fungsi utama yaitu:
1.   Prestasi belajar sebagai indicator kualitas dan kuantitas pengetahhuan yang telah dikuasai  anak didik
2.   Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi ilmu pengetahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia termasuk anak didik dalam suatu program
3.   Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4.   Prestasi belajar sebagai indicator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkaat produktivitas suatu institusi pendidikan.
5.   Prestasi belajar dapat dijadikan indicator terhadap daya serap (kecerdaasan) anak didik. Dalam prosese belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah terpogramkan dalam kurikulum.
           Keterkaitan antara minat, motivasi, keterampilan mengajar guru dan sumber belajar dengan prestasi belajar dapat diuraikan bahwa pencapaian pestasi belajar dapat dipengaruhi oleh minat yang dimiliki siswa untuk mempelajari suatu mata pelajaran, motivasi siswa untuk belajar, keterampilan mengajar guru kepada siswanya serta pemanfaataan sumber belajar yang tersedia secara optimal. Apabila siswa memiliki minat, motivasi, dan sumber belajar serta didukung adanya keterampilan guru mengajar siswa dengan jelas dan tidak membosankan akan menyebabkan siswa merasa senang untuk mempelajari mata pelajaran tersebut. Dari perasaan senang itu, siswa akan melakukan berbagai kegiatan dan usaha untuk memperlancar kegiatan belajar mereka agar prestasi belajar mereka juga tinggi, salah satunya adalah dengan pemanfaatan sumber belajar yang tersedia. Pemanfaatan sumber belajar yang tersedia dan keterampilan guru dalam mengajar akan meningkatkan kegiatan belajar sisiwa. Siswa akan memperoleh ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dipelajari secara luas dan mendalam, sehingga prestasi belajar yang diperoleh siswa akan meningkat. Dengan minat, motivasi belajar yang tinggi dan keterampilan mengajar guru serta pemanfaatan sumber belajar yang dipelajari siswa, maka prestasi yang tinggi dapat dicapai.





Minat (X1)
 
           Dari uraian di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:


 







Sumber Belajar (X4)
 
 
Gambar 1. Kerangka Berpikir

2.6.   Hipotesis
           Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Setelah menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat teori sementarayang kebenarannya masih perlu diuji (Arikunto, 2002:64).


           Dalam penelitian hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
           “Ada pengaruh antara minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar terhadap prestasi belajar Sosiologi dan Antropologi siswa kelas XII IS  SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011”

                   








BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi
            Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2002:108). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA 14 Semarang tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 160 siswa, terdiri dari:
Tabel 3.1
JUMLAH POPULASI
No
Kelas
Jumlah Populasi
1
XI IS I
40
2
XI IS II
40
3
XI IS III
40
4
XI IS IV
40
Jumlah
160


3.2 Sampel Penelitian
     Sampel adalah wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:109). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling



3.3 Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas atau Independent Variable (X)
            Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Minat (X1), Motivasi (X2), Keterampilan Mengajar Guru (X3), dan Sumber Belajar (X4).
Indikator dari variabel Minat (X1):
-         Perasaan senang
-         Perhatian siswa
-         Kemauan dalam belajar
-         Keterlibatan siswa
Indikator dari variabel Motivasi (X2):
-         Minat belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi
-         Cita-cita atau siswa  
-         Kondisi siswa
-         Lingkungan belajar
Indikator dari variabel Keterampilan Mengajar Guru (X3):
-         Keterampilan memberi penguatan
-         Keterampilan bertanya
-         Keterampilan menggunakan variasi
-         Keterampilan menjelaskan
-         Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
-         Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
-         Keterampilan mengelola kelas
-         Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Indikator dari variabel sumber Belajar (X4):
-         Pesan
-         Manusia
-         Bahan
-         Peralatan
-         Teknik
-         Lingkungan
3.4 Metode Pengumpulan Data
1. Metode Angket atau Kuesioner
            Metode angket atau kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:128). Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pengaruh minat, motivasi, keterampilan mengajar guru dan sumber belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011
            Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang telah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang dihadapi atau dialami responden. Kuesioner ini pada setiap item pertanyaan disediakan 4 (empat) aternatif jawaban dengan skor masing-masing sebagai berikut:
Jawaban a                             diberi skor 4
Jawaban b                             diberi skor 3
Jawaban c                             diberi skor 2
Jawaban d                             diberi skor 1
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 40 pertanyaan, yaitu 10 item pertanyaan untuk variabel minat, 10 item pertanyaan variabel motivasi, 10 item pertanyaan variabel ketrampilan mengajar guru, dan 10 item pertanyaan variabel sumber belajar.
2. Metode Dokumentasi
            Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilaksanakan dengan melihat, membaca, mempelajari, dan keandalan mencataat informasi yang ada hubungannya dengan obyek penelitian (Arikunto, 2002:206).
            Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai SMA 14 Semarang seperti nama siswa, jumlah siswa, nilai hasil ulangan siswa, gambaran umum sekolah dan data lain yang menunjang.
3.5 Sumber Data
      Sumber data adalah subjek dimana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1.      Sumber Data Primer
            Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner.
2.      Sumber Data Sekunder
            Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan-laporan, dokumen, dan informasi lain yang relevan mengenai SMA N 2 Cilacap.


3.6. Metode Analisis Data
            Dalam metode analisis data ini, menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi berganda.
1.      Analisis Deskriptif Responden
            Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan responden-responden yang diambil dalam penelitian. Deskripsi responden dalam penelitian ini meliputi jumlah kelas responden. Deskripsi responden dalam penelitian ini meliputi jumlah kelas responden, jumlah siswa sebagai responden dan jenis kelamin responden.
2.      Analisis Deskriptif Persentase
            Metode ini digunakan untuk mendiskripsikan variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Untuk mengukur variabel minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, sumber belajar, dan prestasi belajar ditentukan dengan perhitungan indek persentase. Rumus perhitungan indek persentase adalah:
% =   n   x 100     
               N                                 
Keterangan :
% : nilai persentase atau hasil
n   : nilai yang diperoleh
N  : jumlah seluruh nilai atau nilai total (skor total)
Penentuan tabel kategori sebagai berikut:
a.       %  tertinggi (4/4) x 100% = 100%
b.      % terendah (1/4) x 100% = 25%
c.       Rentangan dalam % = 100%-25%
d.      25,00%-43,75%





DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1993. Penelitian Pendidikan : Prosedur Strategi. Bandung : Angkasa Raya
Arikunto, suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
……….. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Darsono, Max, dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, syaiful Bahri, & Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Garpindo Persada
Selayang Pandang SMK Negeri 2 Semarang. Semarang. Percetakan SMK N 2 Semarang
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
Sudarsono, Joko. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta : Rineka Cipta
Sujianto, Agus. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Aksara Baru
Suryabarata, Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada
The Liang Gie. 2002. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta : Liberty
UU RI No. 20. Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Semarang : Media Wiyata
Winkel, W.S. 1983. Psikologi pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia
                  . 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar