Tema
Sentral : Prestasi Belajar
Siswa Kelas XII IS SMA 14 Semarang
JUDUL
“ PENGARUH MINAT, MOTIVASI, KETERAMPILAN MENGAJAR GURU,
DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IS SMA 14 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2010/2011”
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dewasa
ini di dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang begitu pesat melanda dunia termasuk bangsa Indonesia. Untuk
menghadapi tantangan berat dalam dunia pendidikan ini dibutuhkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan secara langsung akan berpengaruh
pada pembentukan kualitas sumber daya manusia. Kualitas pendidikan yang rendah
akan membawa dampak pada kualitas sumber daya manusia yang rendah pula.
Menurut
UUSPN No. 2 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif dapat mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berbicara
tentang pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang
harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal
ini telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera melakukan
berbagai upaya penyesuaian untuk mampu
menyiapkan peserta didik yang siap bersaing dan mampu menghadapi berbagai
tantangan kehidupan yang cukup kompleks.
Tujuan
pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik
setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan,
yakni: bimbingan, pengajaran, dan latihan diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam konteks ini tujuan pendidikan merupakan komponen sisitem
pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral (Himalik, 2003:3).
Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah berfungsi
membina siswa untuk dapat melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi
lagi. Di SMA diajarkan sejumlah mata pelajaran baik itu mata pelajaran Ilmu
Alam (Matematika, Fisika,Biologi, Kimia), mata pelajaran Ilmu Sosial (Ekonomi,
Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Antropologi, Kewarganegaraan), bahasa (Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris) maupun mata pelajaran lainnya yang bersifat
mendukung seperti olahraga dan keterampilan.
Sebagai
komponen dalam kurikulum untuk mendidik siswa mencapai kualitas tertentu,
pelajaran Sosiologi dan Antropologi di Sekolah Menengah Atas (SMA) bermakna
dalam membina segi intelektual, sikap, minat, keterampilan, dan kreativitas
bagi peserta didik. Dengan pemahaman di lingkungan sekitar, menganalisis, dan
memecahkan persoalan terkait serta dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari
yang nantinya merupakan bekal untuk bekerja atau melanjutkan studi ke jenjang
yang lebih tinggi lagi.
Prestasi
ialah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan
tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka yang diberikan guru (Tu’u, 2004:75).
Prestasi
belajar sangat penting karena sebagai indikator keberhasilan baik bagi seorang
guru maupun siswa. Bagi seorang guru prestasi belajar siswa dapat dijadikan
sebagai pedoman penilaian terhadap keberhasilan dalam kegiatan membelajarkan
siswa. Seorang guru dikatakan berhasil menjalankan program pembelajarannya
apabila separuh atau lebih dari jumlah siswa telah mencapai tujuan
instruksional baik tujuan instruksional khusus maupun instruksional umum.
Sedangkan bagi siswa, prestasi belajar merupakan informasi yang berfungsi untuk
mengukur tingkat kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami
perubahan yang bersifat positif maupun perubahan yang bersifat negatif.
Tidak
ada seorang pun siswa yang tidak menginginkan suatu prestasi belajar yang baik.
Namun untuk memperoleh semua itu tidaklah mudah mengingat adanya perbedaan
setiap individu baik minat, motivasi, karakter, bakat, cita-citanya dan
lain-lain yang dimiliki oleh setiap siswa. Dengan perbedaan yang demikian akan
menyebabkan tercapainya suatu prestasi belajar yang berbeda pula, yaitu
prestasi ada yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dapat terjadi
karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang diduga
dipengaruhi oleh faktor minat, motivasi, ketrampilan mengajar guru dan sumber
belajar.
Menurut
(Tu’u, 2004:79) minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Jika
seorang siswa menaruh minat yang besar terhadap mata pelajaran tertentu, maka
siswa tersebut akan lebih mudah untuk dapat memahami materi yang diajarkan oleh
gurunya. Sehingga dalam hal ini minat siswa dapat memperlancar proses
belajarnya.
Menurut (Tu,u, 2004) keberhasilan
siswa dipengaruhi juga oleh adanya motivasi. Motivasi adalah suatu dorongan
yang diberikan dan yang timbul pada diri seseorang, dalam hal ini siswa untuk
melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang berupa prestasi belajar.
Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, apabila pada dirinya sendiri ada
keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang
disebut dengan motivasi. Terkait dengan motivasi dalam memilih program studi,
seorang siswa akan memperoleh prestasi belajar yang baik jika ada dorongan atau
keinginan di dalam dirinya untuk memilih prodi sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
Selain minat dan motivasi siswa,
faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa keterampilan mengajar
guru. Keterampilan mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan
kemampuan profesional seorang pengajar. Seorang guru yang profesional akan
mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan mengajar secara utuh dan
terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya. Penguasaan
terhadap berbagai keterampilan mengajar akan memungkinkan seorang guru
mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar mengajar, sehingga
proses belajar dapat berlangsung secara efektif. Oleh karena itu, seorang guru yang
ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik atau
pengajar seyogyanya menguasai secara baik keterampilan mengajar tersebut.
Faktor lain dari minat, motivasi,
keterampilan mengajar guru yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah sumber belajar. Sumber belajar merupakan bahan atau materi untuk
menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar, sebab
pada hakekatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru. Dengan fasilitas dan bahan belajar siswa pada dasarnya
dapat mengembangkan program instruksional. Sumber belajar yang lengkap
menyebabkan siswa lebih dapat mengembangkan materi pelajaran yang diajarkan
oleh guru.
Untuk mata pelajaran Kewarganegaraan
kelas XII SMA N 2 Cilacap diampu oleh
guru yang sama baiknya dalam menyampaikan meterinya untuk siswa kelas X IS I.
IS II, IS III, dan IS IV. Meskipun demikian, pemahaman siswa berbeda-beda yang
kemudian akan berdampak pada pencapaian prestasi belajar yang berbeda pula
yaitu ada yang tergolong tinggi dan ada pula yang tergolong rendah. Di SMA N 2
Cilacap khususnya kelas IS tahun ajaran
2010/2011 juga mengalami hal yang demikian, yaitu prestasi belajar yang
diperoleh setiap siswa bervariasi. Hai ini dibuktikan pada nilai ulangan umum
bersama untuk mata pelajaran Kewarganegaraan. Nilai ulangan umum bersama yang
diperoleh siswa masih banyak di bawah 65 seperti pada tabel 1.1:
Tabel 1.1. Nilai
Rata-rata Ulangan Umum Bersama Pelajaran Sosiologi Kelas XII Tahun Ajaran 2010/2011
Kelas
|
Nilai
Rata-rata Kelas
|
XI IS I
|
65
|
XI IS II
|
64
|
XI IS III
|
62
|
XI IS IV
|
61
|
Rata-rata
Kelas
|
63
|
Sumber
: Dokumen Guru SMA N 2 Cilacap
Data
diatas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai Ulangan Umum Bersama mata
pelajaran Kewarganegaraan siswa kelas XI SMA N 2 Cilacap belum sesuai dengan
yang diharapkan oleh sekolah dimana sekolah menetapkan batas minimal ketuntasan
belajar untuk mata pelajaran Sosiologi adalah 65. Agar minat belajar siswa
dapat meningkat, maka perlu adanya motivasi yang mendukung dan keterampilan
mengajar guru yang profesional agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan
uraian diatas dapat dimungkinkan adanya factor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar yang dialami oleh siswa SMA N Cilacap. Diduga berasal dari faktor minat, motivasi, keterampilan
mengajar guru, dan sumber belajar.
Rumusan
Masalah
Dari apa yang telah
dipaparkan diatas, maka dapat ditarik pokok kesimpulan sebagai berikut:
1.
Bagaimana
minat siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011?
2.
Bagaimana
motivasi siswa kelas XII IS SMA N 2
Cilacap tahun ajaran 2010/2011?
3.
Bagaimana
keterampilan mengajar guru kepada siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011?
4.
Bagaimana
sumber belajar siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011?
5.
Bagaimana
pengaruh minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar
terhadap prestasi belajar Sosiolologi dan Antropologi siswa kelas XII SMA N 2
Cilacap tahun ajaran 2010/2011?
6.
Seberapa
besar pengaruh minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar
terhadap prestasi belajar Kewarganegaraan siswa kelas XII SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011?
1.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah:
1.
Untuk
mengetahui minat siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011
2.
Untuk
mengetahui motivasi siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011
3.
Untuk
mengetahui keterampilan mengajar guru kepada siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap
14 Semarang tahun ajaran 20010/2011
4.
Untuk mengetahui sumber
belajar siswa kelas XII IS SMA N
2 Cilacap tahun ajaran 20010/201I
5.
Untuk mengetahui pengaruh minat,
motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar terhadap prestasi
belajar Kewarganegaraan siswa kelas XII SMA N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011
6.
Untuk berapa besar pengaruh minat,
motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar terhadap prestasi
belajar Sosoilogi dan Antropologi siswa kelas XII N 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011
1.2 Manfaat Penelitian
Dari penelitian
yang dilakuakan penulis diharapkan mempunyai manfaat, antara lain:
1.
Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian oleh penulis adalah
sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk penelitian lanjutan mengenai
pengaruh minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar yang
belum dikaji dalam penelitian ini serta mengembanakan pemahaman teoritis yang
diperoleh selama bangku kuliah dalam pembelajaran di dalam kelas.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Sekolah
Sekolah sebagai
tempat belajar mengajar diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan untuk
seluruh materi pokok pada umumnya dengan meningkatkan fasilitas belajar yang
ada serta sebagai bahan acuan dalam melakukan kontrol terhadap proses belajar
mengajar.
b.
Bagi Guru
Memberi masukan
kepada guru dan siswa bahwa minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan
sumber belajar adalah sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar
pelajaran Sosiologi dan Antropologi.
c.
Bagi Peneliti
Menerapkan
pemahaman teoritis yang diperoleh selama di bangku kuliah dalam pembelajaran di
dalaam kelas dan juga sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian
dalam khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk penelitian
lanjutan mengenai pengaruh minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan
sumber belajar yang belum dikaji.
1.3 Penegasan Istilah
1.
Pengaruh
Pengaruh yang dimaksud disini adalah
sesuatu yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran
Sosiologi dan Antropologi. Sesuatu dalam hal ini yaitu: minat, motivasi,
keterampilan mengajar guru dan sumber belajar.
2.
Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa da yang menyuruh. Yang
dimaksud dengan minat disini adalah minat belajar yaitu suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan siswa untuk belajar Kewarganegaraan mencapai tujuan
belajar berupa prestasi belajar yang maksimal.
3.
Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan yang
diberikan dan yang timbul pada diri seseorang, dalam hal ini siswa untuk melakukan
kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang berupa prestasi belajar.
4.
Keterampilan Mengajar Guru
Keterampilan mengajar merupakan salah
satu komponen dalam pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar. Seorang
guru yang profesional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan
mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar yang
dikelolanya.
5.
Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala macam
sumber yang ada di luar diri seorang (peserta didik) dan yang memungkinkan
(memudahkan) terjadinya proses belajar.
6.
Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang dicapai
seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan minat atau angka yang diberikan guru.
Prestasi belajar dalam hal ini diukur dari nilai Ulangan Umum bersama kelas XII
IS SMA N 2 Cilacap tahun
ajaran 2010/2011.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Tinjauan tentang
Minat
2.1.1. Pengertian Minat
Menurut W.S Winkel
minat adalah kecenderungan yang menetap.
Subyek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa sering
berkecimpung dalam dunia tersebut (Wuryani, 2002:365). Minat berarti
kecenderungan hati (keinginan, kesukaan) terhadap sesuatu. Semakin besar minat
seseorang terhadap sesuatu, perhatiannya lebih mudah tercurah pada hal
tersebut. (Ginting, 2003:98).
Minat adalah rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh (Slameto, 2003:180). Minat merupakan kecenderungan afektif seseorang
untuk membuat pilihan aktifitas. Dalam arti kata lain minat juga menyebabkan
suatu keaktifan dan hasilnya pada keikutsertaan didalam keaktifan itu.
Dari
pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah
kecenderungan yang terarah secara intensif terhadap sesuatu yang menimbulkan
perasaan senang dan tertarik, sehingga subyek termotivasi untuk melakukan
aktivitas-aktivitas yang disenanginya dalam jangka waktu yang cukup lama.
Apabila individu sudah mempunyai minat tehadap suatu obyek atau aktivitas
tertentu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut suka terhadap obyek atau
aktivitas tersebut dan dalam dirinya timbul perhatian dan kesediaan untuk
mengikuti secara aktif.
Menurut Keller dan
Wuryani (2002:367) dalam proses pembelajaran, minat dan perhatian merupakan
prasyarat untuk belajar. Oleh karena itu, tugas pertama pengembang pelajaran
adalah menciptakan lingkungan belajar yang menarik, bermanfaat, dan cukup
menantang bagi siswa.
Mengembangkan minat
terhadap sesuatu pada dasarnya adalah memmbantu siswa melihat bagaimana
hubungan antara materi yang diharuskan untuk mempelajarinya dengan dirinya
sebbagai individu. Proses ini
berarti, menunjukkan, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat
untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat
bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan
besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.
2.1.2. Macam-Macam Minat
Super dan Criter dalam Dewa Ketut
Sukardi (1998:104) menyebutkan empat tipe minat sebagai berikut:
1.
Minat
yang diekspresikan ialah ekspresi verbal yang disenangi dan tidak disenangi. Ekspresi
ini seringkali berkaitan dengan matrealitas dan penggalaman.
2.
Minat yang dimanifestasikan akan nampak
karena partisipasi individu dalam kegiatan yang diberikannya.
3.
Minat yang dites, dapat diketahui dengan
pasti dari pengukuran pengetahuan pembendaharaan kata atau informasi lain.
Minat yang dites adalah didasarkan suatu asumsi bahwa hasil minat
diakumulasikan ke dalam informas yang relevan, sebaliknya dengan pembendaharaan
secara khusus.
4.
Minat
yang diinfestasikan biasanya ini ditetapkan dengan daftar cek.
Siswa
Sekolah Menengah sebgai seorang remaja menurut Ridwan (1998:128) mempunyai
beberapa minat sebagai berikut:
a.
Minat-minat pribadi, meliputi:
1)
Minat pada penampilan diri
2)
Minat pada pakaian
3)
Minat pada prestasi
4)
Minat pada kemandirian
5)
Minat pada uang
b.
Minat pendidikan
Pada
umumnya remaja muda suka mengeluh tentang larangan-larangan sekolah, pekerjaan
rumah, kursus-kursus wajib, makanan di kantin dan cara pengelolaan sekolah.
Mereka bersikap kritis terhadap guru dan cara mengajarnya. Meskipun demikaian,
sebagian remaja muda dapat menyesuaikan dengan baik di sekolah. Biasanya remaja
lebih menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yanga nantinya akan berguna dalam
bidang pekerjaan yang dipilihnya kepada anak atau siswa untuk mendapatkan
informasi dengan menggunakan berbagai alat, buku, narasumber atau tempat.
(Sudono, 2000:1)
2.2
Tinjauan tentang Motivasi
2.2.1.
Pengertian Motivasi
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar (Dimiyati,
1994:75). Thomas L. Good dan Jese B. Briphy dalam Elida prayitno (1989:8),
mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat
tingkah laku. Menurut Haribuan (1999:95), motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan belajar seseorang, agar mau bekerja sama,
belajar efektif, dan terintegrasi.
Sedangkan menurut Mc.Donald dalam Kurikulum dan
Pembelajaran (Oemar Hamalik, 1996:106) menyatakan motivasi adalah suatu
perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu dorongan yang diberikan dan yang timbul pada diri
seseorang, dalam hal ini siswa untuk melakukan kegiatan belajar guna mencapai
tujuanyang berupa prestasi belajar.
Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, apabila pada
dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk
belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Terkait dengan motivasi dalam
memilih program studi, seorang siswa akan memperoleh prestasi belajar yang baik
jika ada dorongan atau keinginan di dalam dirinya untuk memilih prodi sesuai
dengan minat dan kemampuannya.
2.2.2.
Fungsi Motivasi
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa motivasi
mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku.
Menurut
Oemar Hamalik (1995:108), fungsi motivasi adalah:
a.
Mendorong
timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suati
perbuatan misalnya belajar.
b.
Motivasi
berfungsi sebagai pengarah, artinya menggerakkan perbuatan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
c.
Motivasi
berfingsi sebagai penggerak, artnya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambaynya suatu pekerjaan.
2.2.3.
Ciri-Ciri Motivasi
Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Tekun menghadapi tugas atau dapat
bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum
selesai
b.
Ulet menghadapi kesulitan atau tidak
kenal putus asa. Tidak memerlukan dorongan di luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestaasi yang telah dicapainya
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
d.
Lebih senang bekerja mandiri
e.
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
(hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang
kreatif)
f.
Dapat
mempertahankan pendapatnya (kalau yakin akan sesuatu)
g.
Tidak
mudah melepas hal-hal yang diyakini itu
h.
Senang mencari dan menyelesaikan
masalah.
Apabila seseorang
memiliki cirri-ciri di atas, berarti seseorang itu selalu memiliki motivasi
yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam
kegiatan belajar mengajar (Sardiman, 2001:81-82).
2.2.4.
Prinsip-Prinsip Motivasi
Menurut
Djamarah (2002:118-121), ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, antara
lain sebagai berikut:
a.
Motivasi
belajar sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
Seseorang
melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai
dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Bila seseorang sudah
termotivasi belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan
waktu tertentu.
b.
Motivasi
menarik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar
Anak
didik yang belajar berdasarkan motivasi
intrinsik sangat sedikit terpengaruh di luar. Semangat belajarnya sangat kuat.
Dia belajar karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya bukan ingin
mendapatkan nilai tinggi, mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan
hadiah berupa benda.
c.
Motivasi berupa pujian lebih baik
daripada hukuman
Mesti hukuman telah
diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik
penghargaan berupa pujian.
d.
Motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan belajar
Kebutuhan
anak didik adalah keinginannya untuk menguasai mendapatkan ilmu pengetahuan.
Belajar adalah santapan utamanya. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan
sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik dan dapat memberikan
motivasi dalam belajar.
e.
Motivasi
dapat memupuk optimisme dalam belajar
Anak
didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan
setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang
statis. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari-hari
mendatang.
f.
Motivasi melahirkan motivasi dalam
belajar
Dari berbagai hasil
penelitian, selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar.
Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi
belajar seorang anak didik.
2.2.5.
Cara Menumbuhkan Motivasi
Ada
beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah antara lain:
a.
Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai nilai atau
angka yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau
nilai-nilai rapor baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa
merupakan motivasi yang kuat.
b.
Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi
tidaklah selalu demikian, karena hadiah itu suatu pekerjaan yang mungkin tidak
akan menarik bagai seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan
tersebut.
c.
Saingan atau Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat
motivasi untik mendorong siswa. Persaingan, baik persaingan individu maupun
persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
d.
Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangaan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi
yang cukup penting.
e.
Memberi Ulangan
Pada siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka
nada ulangan. Oleh karena itu, member ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi.
f.
Mengetahui Hasil
Dengan
mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong
siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar
meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu
harapan hasilnya terus meningkat.
g.
Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligusmerupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, ini merupakan motivasi, dan pemberiannya
harus tepat.
h.
Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bias menjadi alat motivasi.
i.
Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada
maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu
kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik
itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya
akan lebih baik.
j.
Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat,
sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses
belajar itu akan berjalan lancer kalau disertai dengan minat.
k.
Tujuan yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa,
akan merupakan alat motivasi yang penting, karena memahami tujuan yang harus
dicapai sangat dirasa berguna dan menguntungkan.
2.3
Tinjauan Tentang Keterampilan Mengajar
2.1.1.
Pengertian Keterampilan
Keterampilan
berasal dari kata terampil yang berarti: cekatan, cakap mengerjakan sesuatu.
Keterampilan menurut T.K. Poerba (1980) dalam skripsinya Purwati (1998:14)
adalah kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik
dan cermat (dengan keahlian).
Keterampilan
ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syarat dan otot-otot
(neuromuscular) yang lazimnya banyak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis,
mengetik, olahraga, dan sebagainya (Dalyono, 1996:214), keterampilan adalah
kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi
secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai haasil tertentu.
Keterampilan
juga diartikan kecakapan dalam menyelesaikan tugas pekerjaan, sanggup dengan
cekatan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan waktu yang diperlukan
dengan melibatkan semua aktivitas jasmaninya tanpa menimbulkan kejenuhan
(Depnaker RI Jawa Tengah).
Dari
pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah
kemampuan seseorang untuk melakukan pola tingkah laku atau pekerjaan dengan
baik dan cermat untuk mencapai hasil tertentu.
2.3.2.
Jenis-Jenis Keterampilan
Berdasarkan dengan tujuan yang ingin dicapai,
keterampilan digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Ketermpilan Umum atau Keterampilan
Akademis
Terampil disini merupakan terampil dalam menerapkan,
mengamalkan sesuatu konsep atau teori pengetahuan.
2.
Keterampilan Pra Kejuruan
Keterampilan ini hanya terbatas pada
penguasaan dasar-dasat keterampilan saja.
3.
Keterampilan Kejuruan
Keterampilan kejuruan dapat diperoleh dengan
jalan mengikuti pendidikan dan latihan.
2.2.3.
Keterampilan Mengajar
Keterampilan mengajar merupakan salah satu komponen dalam
pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar. Seorang guru yang
profesional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan mengajar secara
utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya.
Penguasaan terhadap berbagai keterampilan mengajar akan memungkinkan seorang
guru mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar mengajar,
sehingga proses belajar dapat berlangsung secara efektif. Oleh karena itu,
seorang guru yang ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang
pendidik atau pengajar seyogyanya menguasai secara baik keterampilan mengajar
tersebut.
Menurut hasil penelitian (Thurney, 1973) dalam bukunya
Wardani (1997:79) terdapat 8 (delapan) keterampilan belajar mengajar yang
dianggap sangat berperan dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Akan
tetapi, dalam penelitian ini penulis hanya mengungkap enam keterapilam
mengajar,adalah sebagai berikut:
A. Keterampilan Bertanya
Keterampilan
bertanya sangat perlu dikuasai oleh guru karena hampir pada setiap kegiatan
belajar mengajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas pertanyaan guru
menentukan kualitas jawaban murid (Wardani, 1997:81). Bertanya merupakan ucapan
verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenai. Jadi bertanya merupakan
stimulus efektif yang mendorong keterampilan berpikir (Hasibuan, 1993:62).
Tujuan dari
keterampilan bertanya antara lain:
1.
Merangsang kemampuan berpikir siswa
2.
Membantu siswa dalam belajar
3.
Mengarahkan
siswa pada tingkat interksi belajar yang mandiri
4.
Meningkatkan
kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir tingkat rendah ketingkat yang
lebih tinggi
5.
Membantu
siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan.
Keterampilan
bertanya terbagi menjadi dua, yaitu:
1)
Keterampilan bertanya dasar
Keterampilan ini
terdiri dari komponen-komponen berupa pengungkapan pertanyaan secara jelas dan
singkat, pemusatan kearah jawaban yang diminta, pemindahan giliran, penyebaran
pertanyaan, pemberian waktu berfikir, dan pemberian tuntunan.
2)
Keterampilan bertanya lanjutan
Keterampilan ini
terdiri komponen-kompoonen yang berupa: pengukuhan tuntutan tingkat kognitif
dalam menjawab pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, dan pengaturan
pertanyaan pelacak.
B. Keterampilan
Menggunakan Variasi
Faktor
kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang stagnan (klasikal) mengakibatkan
perhatian, motivasi,dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah
menurun. Untuk itu, diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan
belajar mengajar.
Menurut
haasibuan (1995:640, mengungkapkan variasi diartikan sebagai perbuatan guru
dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa,
sehingga dalam prosese belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan,
keantusiasan serta berperan secara aktif. Variasi strimulus adalah suatu
kegiatan guru dalam konteks prosese interaksi belajar mengajar yang ditujukan
untuk mengatasi kebosanan sisiwa sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi (Usman,
1992:76). Sedangkan menurut Wardani (1997:84), variasi dalam kegiatan belajar
mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi para sisiwa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Kegunaan
keterampilan menggunakan variasi kelas adalah:
1.
Memelihara
dan meningkatkan perhatian siswa terhadaaap hal-hal yang berkaitan dengan aspek
belajar
2.
Meningkatkan kemungkinan berfungsinya
motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi
3.
Membentuk sikap positif terhadap guru
dan sekolah
4.
Kemungkinan dilayaninya siswa secara
individual sehingga memberikan kemudahan belajar
5.
Mendorong aktivitas belajar dengan cara
melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik
dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif.
Komponen-komponen mengadakan variasi:
1.
Variasi dalam gaya mengajar guru
a)
Penggunaan
variasi suara (teacher voice)
b)
Pemusasatan perhatian siswa (focusing)
c)
Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence)
d)
Menggunakan kontak pandangan dan gerak
e)
Gerakan badan dan mimic
f)
Pergantian posisi guru di dalam kelas
dan gerak guru
2.
Variasi dalam penggunaan media bahan
pembelajaran
a)
Variasi
alat atau bahan yang dapat dilihat (visual
aids)
b)
Variasi
alat atau bahan yang dapat didengar (auditive
aids)
c)
Variasi alat atau bahan yang dapat
diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik)
d)
Variasi alat atau bahan yang dapat
didengar, dilihat, diraba (audio visual
aids)
3.
Variasi pola interaksi dan kegiatan
siswa
Pola
interksi guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar beraneka ragam
coraknya dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang
dilakukan oleh anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak
menimbulkan kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. (Usman, 1992:72)
C. Keterampilan
Menjelaskan
Dalam
kaitan dengan proses belajar mengajar, menjelaskan berarti mengorganisasikan
materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga
dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Jadi, keterampilan menjelaskan mutlak
perlu dimiliki oleh guru (Wardani, 1997:85).
Menjelaskan
berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis
dengan tujuan menuunjukkan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah
proses penalaran siswa dan bukan indoktrinasi (Hasibuan, 1993:70). Selanjutnya
Usman, (1992:81), mengatakan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan
menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu
dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dan contohatau
dengan sesuatu yang belum diketahui.
Alasan keterampilan menjelaskan perlu dikuasai adalah:
1.
Pada
umumnya interaksi komunikasi lisan di dalam kelas didominasi guru
2.
Sebagian
besar kegiatan guru adalah informasi. Untuk itu, efektivitas pembicaraan perlu ditingkatkan
3.
Penjelasan
yang diberikan guru sering tidak jelas bagi siswa dan hanya jelas bagi guru
sendiri
4.
Tidak
semua siswa dapat menggali sendiri informasi yang diperoleh dari buku.
Kenyataanya ini menuntut guru untuk memberikan pedoman kepada siswa untuk
hal-hal tertentu
5.
Sumber
informasi yang tersedia yang dapat dimanfaatkan siswa sendiri sering sangat
terbatas
6.
Guru
sering tidak dapat membedakan antara menceritakan dan member penjelasan.
Kegiatan penjelasan bertujuan untuk:
1.
Membimbing siswa memahami berbagai
konsep, hokum, prinsip, atau prosedur
2.
Membimbing siswa menjawab pertanyaan
“mengapa”
3.
Melibatkan siswa untuk berpikir
4.
Mendapatkan balikan mengenai pemahaman
siswa
5.
Menolong siswa menghayati berbagai
proses penalaran.
D.
Keterampilan
Membuka dan menutup Pelajaran
Membuka pelajaran
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siaap mental
dan penuh perhatian pada diri siwa. Sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran (Wardani,
1997:86). Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan
suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa
yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan
tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar (Hasibuan:73).
Tujuan
dari keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah sebagai berikut:
1.
Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa
terhadap tugas-tugas yang akn dihadapi
2.
Memungkinkan siswa mengetahui
batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan
3.
Siswa dapat mengetahui
pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian
pelajaran
4.
Memungkinkan siswa mengetahui hubungan
antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan
dipelajari
5.
Memberikan kemungkinan kepada siswa
untuk menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan, konsep-konsep yang
tercakup dalam suatu peristiwa
6.
Memungkinkan siswa dapat mengetahui
tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.
E.
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok
Kecil
Menurut
Usman (1997:86), diskusi kelompok adalah suatu proses teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan keputusan atau pemecahan masalah. Siswa
berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil dibawah pimpinan guru atau temannya
untuk berbagai informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Diskusi
berlangsung dalan suasana terbuka dan setiap siswa bebas mengemukakan
ide-idenya tanpa merasa ada tekanan dari teman atau gurunya dan setiap siswa
harus menaati peraturan yang ditetapkan sebelumnya. Diskusi kelompok informasi
atau pengalamaan, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Tujuan dari diskusi kelompok kecil
memungkinkan siswa:
1.
Berbagi informasi dari pengalaman dalam
memecahkan masalah
2.
Meningkatkan pemahaman atas masalah
penting
3.
Meningkatkan
keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
4.
Mengembangkan kemampuan berfikir dan
berkomunikasi
5.
Membina kerjasama yang sehat, kelompok
yang kohesif dan bertanggung jawab.
Beberapa
hal perlu diperhatikan oleh guru agar diskusi dapat berjalan dengan baik
adalah:
1.
Diskusi hendaknya berlangsung dalam
iklim yang bebas dan penuh dengan keterbukaan, kehhangatan hubungan
antarpribadi, keantusiasan, berpartisipasi, kesediaan menerima pendapat orang
lain.
2.
Perencanaan
yang matang akan mempertinggi efektivitas diskusi.
F.
Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan
mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk mencapai dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi
gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan remedial (Hasibuan
1993:82). Sedangkan menurut Wardani (1997:90), keterampilan mengelola kelas
adalah keterampilan dalam menciptakandan mempertahankan kondisi kelas yang
optimal guna terjadinya prosees belajar mengajar yang serasi dan efektif.
Tujuan guru mengelola kelas agar dapat:
1.
Mendorong siswa mengembangkan tanggung
jawab individu maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib
serta aktivitas yang sedang berlangsung
2.
Menyadari kebutuhan siswa
3.
Memberikan respons yang efektif terhadap
perilaku siswa.
Keterampilan
mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.
Keterampilan yang berkaitan dengan
penciptaan dan pemeliharaankondisi belajar yang optimal
2.
Keterampilan yang berrhubungan dengan
pengembalian kondisi yang optimal.
2.4
Tinjauan tentang Sumber Belajar
2.4.1. Pengertian Sumber Belajar
Menurut Nana Sudjana sumber belajar adalah segala daya
yang dapat dimanfaatkan guna member kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya
(Sudjana, 2003:79). Dalam arti sempit sumber belajar terbatas pada buku-buku
atau bahan tercetak lainnya.
Sumber belajar merupakan bahan termasuk alat permainan
untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid antara
lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nama sumber, benda, atau
hasil-hasil budaya (Sudono, 2000:7).
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengertian sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
memberikan informasi dan dapat digunakan seseorang sebagai tempat mendapat
bahan untuk belajar. Sumber belajar merupakan bahan atau materi untuk menembah
ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar, sebab pada
hakekatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru.
2.4.2. Jenis-Jenis Sumber Belajar
Menuru Mulyasa
(2002), sumber belajar dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Manusia
Yaitu orang yang menyampaikan pesan
secara langsung seperti guru, konselor, administrator, yang diniati secara
khusus dan sengaja untuk kepentingan belajar (by design).
2.
Bahan
Yaitu sesuatu yang mengandung pesan
pembelajaaran, baik diniati secara khusus seperti peta, grafik, buku paket dan
sebagainya, maupun bahan yang bersifat umum, seperti film pendidikan yang
dimanfaatka untuk kepentingan belajar.
3.
Lingkungan
Yaitu ruang dan tempat dimana
sumber-sumber diberitahukan dengan para peserta didik. Lingkungan yang
dirancang untuk kepentingan belajar seperti: ruang kelas, perpustakaan,
laboratorium, dan sebagainya yang dimanfaatkan untuk kepentingan belajar,
seperti museum, kebun binatang, candi, dan sebagainya.
4.
Alat dan Peraga
Yaitu sumber belajar untuk produksi dan
untuk memainkan sumber-sumber lain misalnya tape, proyektor, film, pesawat
televisi, dan sebagainga.
5.
Aktivitas
Yaitu sumber belajar yang biasanya
merupakamn kombinasi suatu teknik dan sumber lain untuk memudahkan belajar,
misalnya pengajaran berpogram merupakan kombinasi antara teknik penyajian bahan
dengan buku, contoh lainnya seperti simulasi dan karya wisata.
2.4.3. Komponen dan Faktor Sumber Belajar
Sumber belajar dapat dipandang sebagai suatu system karena
merupakan satu kesatuan yang di dalamnya terdapat komponen-komponen dan faktor-faktor
yang
berhubungan dan saling berpengaruh satu sama lainnya.
a.
Komponen-Komponen Sumber Belajar
§
Tujuan,
misi, atau fungsi sumber belajar
Setiap sumber
belajar selalu mempunyai tijuan atau misi yang akan dicapai. Demikian pula
tujuan setiap sumber itu selalu ada, baik secara eksplisit maupun secara
implisit. Tujuan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat dan bentuk-bentuk sumber
belajar itu sendiri.
§ Bentuk,
format, atau keadaan fisik sumber belajar
Wujud sumber belajar secara fisik satu
sama lainnya berbeda-beda penggunaan atau pemanfaatannya hendaklah dengan
memperhatikan segi waktu, pembiayaan, dan sebagainya.
§ Pesan
yang dibawa oleh sumber belajar
Pesan sumber belajar membawa pesan yang
dapat dimanfaatkan atau dipelajari oleh para pemakainya. Oleh sebab itu, para
pemakai sumber belajar hendaknya memperhatikan bagaimana isi pesan yang
disimak.
§ Tingkat
kesulitas atau kompleksitas pemakaian sumber belajar
Tingkat kesulitan pemakaian sumber
belajar perlu diketahui guna menentukan apakah sumber belajar masih dapat
dipergunakan mengimgat waktu dan biaya terbatas.
b.
Faktor-Faktor
yang Berpengaruh kepada Sumber Belajar
§ Perkembangan
teknologi
Perkembangan teknologi amat berpengaruh terhadap sumber
belajar yang digunakan.
§ Nilai-nilai
budaya setempat
Sering
ditemukan bahan yang diperlukan sebagai sumber pelajaran di pengaruhi oleh
faktor budaya setempat, antara lain nilai-nilai budaya dipegang teguh
masyarakat.
§ Keadaan
ekonomi pada umumnya
Keadaan
ekonomi mempengaruhi sumber belajar dalam hal upaya pengadaannya, jenisnya dan
upaya menyebarkannya kepada pemakai.
§ Keadaan
pemakai
Keadaan
pemakai turut mempengaruhi sumber belajar yang dimanfaatkan dalam kegiatan
belajar mengajar (Sudjono, 2002:81-84).
Pada umumnya terdapat dua cara memanfaatkan sumber belajar
dalam pembelajaran di sekolah, yaitu:
a)
Membawa sumber belajar ke dalam kelas,
misalnya membawa tape recorder ke dalam kelas, mendatangkan manusia, sumber,
dan sebagainya.
b)
Membawa kelas ke lapangan dimana sumber
belajar berada, misalnya museum, dan sebagainya. Pemannfaatan dengan cara kedua
ini biasanya dengan studi banding maupun karya wisata (Mulyasa, 2003:50).
2.5 Tinjauan tentang Prestasi Belajar
2.5.1.
Pengertian Prestasi Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang
berlansung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perusahaann dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap (W.S.
Winkel, 1987:36). Menurut Catharina Tri Anni (2004:6), belajar merupakan proses
penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang
dipikirkan dan dikerjakan.
2.5.2. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
1.
Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang
mempengaruhi belajar siswa yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor yang
berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi 2 aspek yaitu
Aspek Fisiologis:
§ Kondisi
fisiologi
§ Kondisi
panca indera
a.
Aspek psikologis
§ Intelegensi
siswa
§ Sikap
siswa
§ Bakat
siswa
§ Minat
siswa
§ Motivasi
siswa
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang
mempengaruhi belajar siswa yang berasal dari luar dirinya. Faktor eksternal
terdiri dari:
a.
Faktor
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Termasuk lingkungan fisik adalah
keadaan suhu dan kelembaban udara, sedangkan yang termasuk lingkungan social
antara lain pribadi guru dan cara mengajarnya, sikap orang tua, suasana
keluarga, dan situasi pergaulan dengan teman.
b.
Faktor
instrumen yaitu faktor-faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai
dengan hasil belajar yang diharapkan. Termasuk faktor lain ini antara lain
fasilitas gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, perpustakaan,
kurukulum, buku panduan belajar dan lain-lain.
2.5.3.
Fungsi
Prestasi Belajar
Menurut Arifin (1991:3)
prestasi belajar mempunyai fungsi utama yaitu:
1.
Prestasi belajar sebagai indicator
kualitas dan kuantitas pengetahhuan yang telah dikuasai anak didik
2.
Prestasi
belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu. Hal
ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini
sebagai tendensi ilmu pengetahuan (couriosity)
dan merupakan kebutuhan umum pada manusia termasuk anak didik dalam suatu
program
3.
Prestasi belajar sebagai bahan informasi
dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan berperan sebagai umpan balik (feed
back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4.
Prestasi belajar sebagai indicator
intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti
bahwa bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkaat produktivitas
suatu institusi pendidikan.
5.
Prestasi belajar dapat dijadikan
indicator terhadap daya serap (kecerdaasan) anak didik. Dalam prosese belajar
mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak
didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah
terpogramkan dalam kurikulum.
Keterkaitan antara minat, motivasi, keterampilan mengajar
guru dan sumber belajar dengan prestasi belajar dapat diuraikan bahwa
pencapaian pestasi belajar dapat dipengaruhi oleh minat yang dimiliki siswa
untuk mempelajari suatu mata pelajaran, motivasi siswa untuk belajar,
keterampilan mengajar guru kepada siswanya serta pemanfaataan sumber belajar
yang tersedia secara optimal. Apabila siswa memiliki minat, motivasi, dan
sumber belajar serta didukung adanya keterampilan guru mengajar siswa dengan
jelas dan tidak membosankan akan menyebabkan siswa merasa senang untuk
mempelajari mata pelajaran tersebut. Dari perasaan senang itu, siswa akan
melakukan berbagai kegiatan dan usaha untuk memperlancar kegiatan belajar
mereka agar prestasi belajar mereka juga tinggi, salah satunya adalah dengan
pemanfaatan sumber belajar yang tersedia. Pemanfaatan sumber belajar yang
tersedia dan keterampilan guru dalam mengajar akan meningkatkan kegiatan
belajar sisiwa. Siswa akan memperoleh ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang dipelajari secara luas dan mendalam, sehingga prestasi belajar yang
diperoleh siswa akan meningkat. Dengan minat, motivasi belajar yang tinggi dan
keterampilan mengajar guru serta pemanfaatan sumber belajar yang dipelajari
siswa, maka prestasi yang tinggi dapat dicapai.
|
![]() |
|
Gambar 1. Kerangka Berpikir
2.6. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Setelah menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat teori sementarayang
kebenarannya masih perlu diuji (Arikunto, 2002:64).
Dalam penelitian hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut:
“Ada pengaruh
antara minat, motivasi, keterampilan mengajar guru, dan sumber belajar terhadap
prestasi belajar Sosiologi dan Antropologi siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun
ajaran 2010/2011”
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Populasi
Populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian, apabila peneliti ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2002:108). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA 14 Semarang tahun ajaran
2009/2010 sebanyak 160 siswa, terdiri dari:
Tabel 3.1
JUMLAH
POPULASI
No
|
Kelas
|
Jumlah Populasi
|
1
|
XI IS I
|
40
|
2
|
XI IS II
|
40
|
3
|
XI IS III
|
40
|
4
|
XI IS IV
|
40
|
Jumlah
|
160
|
3.2
Sampel Penelitian
Sampel adalah wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:109).
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling
3.3
Variabel Penelitian
3.3.1.
Variabel Bebas atau Independent Variable (X)
Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah Minat (X1), Motivasi (X2), Keterampilan
Mengajar Guru (X3), dan Sumber Belajar (X4).
Indikator dari
variabel Minat (X1):
-
Perasaan senang
-
Perhatian siswa
-
Kemauan dalam belajar
-
Keterlibatan siswa
Indikator dari
variabel Motivasi (X2):
-
Minat
belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi
-
Cita-cita atau siswa
-
Kondisi siswa
-
Lingkungan belajar
Indikator dari
variabel Keterampilan Mengajar Guru (X3):
-
Keterampilan memberi penguatan
-
Keterampilan bertanya
-
Keterampilan menggunakan variasi
-
Keterampilan menjelaskan
-
Keterampilan membuka dan menutup
pelajaran
-
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan
-
Keterampilan mengelola kelas
-
Keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil
Indikator dari
variabel sumber Belajar (X4):
-
Pesan
-
Manusia
-
Bahan
-
Peralatan
-
Teknik
-
Lingkungan
3.4 Metode Pengumpulan Data
1.
Metode Angket atau Kuesioner
Metode angket atau kuesioner adalah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,
2002:128). Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pengaruh
minat, motivasi, keterampilan mengajar guru dan sumber belajar terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa kelas XII IS SMA N 2 Cilacap tahun
ajaran 2010/2011
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup, yaitu kuesioner yang telah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang
dihadapi atau dialami responden. Kuesioner ini pada setiap item pertanyaan
disediakan 4 (empat) aternatif jawaban dengan skor masing-masing sebagai
berikut:
Jawaban a diberi skor 4
Jawaban b diberi skor 3
Jawaban c diberi skor 2
Jawaban d diberi skor 1
Kuesioner
dalam penelitian ini terdiri dari 40 pertanyaan, yaitu 10 item pertanyaan untuk
variabel minat, 10 item pertanyaan variabel motivasi, 10 item pertanyaan
variabel ketrampilan mengajar guru, dan 10 item pertanyaan variabel sumber
belajar.
2.
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah
pengumpulan data yang dilaksanakan dengan melihat, membaca, mempelajari, dan
keandalan mencataat informasi yang ada hubungannya dengan obyek penelitian
(Arikunto, 2002:206).
Metode ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai SMA 14 Semarang seperti nama siswa, jumlah siswa,
nilai hasil ulangan siswa, gambaran umum sekolah dan data lain yang menunjang.
3.5 Sumber Data
Sumber data adalah subjek
dimana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini
adalah:
1.
Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh
langsung dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner.
2.
Sumber Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
laporan-laporan, dokumen, dan informasi lain yang relevan mengenai SMA N 2 Cilacap.
3.6.
Metode Analisis Data
Dalam metode analisis data ini, menggunakan analisis
deskriptif persentase dan analisis regresi berganda.
1. Analisis
Deskriptif Responden
Metode ini
digunakan untuk mendeskripsikan responden-responden yang diambil dalam
penelitian. Deskripsi responden dalam penelitian ini meliputi
jumlah kelas responden. Deskripsi responden dalam penelitian ini meliputi
jumlah kelas responden, jumlah siswa sebagai responden dan jenis kelamin
responden.
2. Analisis
Deskriptif Persentase
Metode ini digunakan untuk mendiskripsikan
variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Untuk mengukur variabel minat,
motivasi, keterampilan mengajar guru, sumber belajar, dan prestasi belajar
ditentukan dengan perhitungan indek persentase. Rumus perhitungan indek
persentase adalah:
% = n x
100

Keterangan
:
% : nilai persentase atau hasil
n : nilai yang diperoleh
N : jumlah seluruh nilai atau nilai total (skor
total)
Penentuan tabel
kategori sebagai berikut:
a. % tertinggi (4/4) x 100% = 100%
b. %
terendah (1/4) x 100% = 25%
c. Rentangan
dalam % = 100%-25%
d. 25,00%-43,75%
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Muhammad.
1993. Penelitian Pendidikan : Prosedur
Strategi. Bandung : Angkasa
Raya
Arikunto,
suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi
pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
……….. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
Dalyono, M.
2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta :
Rineka Cipta
Darsono, Max,
dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful
Bahri. 2002. Psikologi Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, syaiful
Bahri, & Aswan Zain. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT. Raja Garpindo Persada
Selayang Pandang
SMK Negeri 2 Semarang. Semarang. Percetakan SMK N 2 Semarang
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi.
Jakarta : Rineka Cipta
Sudarsono, Joko.
2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2003. Jakarta : Rineka Cipta
Sujianto,
Agus. 1990. Psikologi Perkembangan.
Jakarta : Aksara Baru
Suryabarata,
Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan.
Jakarta : PT. Raja Grapindo
Persada
The Liang Gie.
2002. Cara Belajar yang Efisien.
Yogyakarta : Liberty
UU RI No. 20. Tahun
2003. Sistem Pendidikan Nasional.
Semarang : Media Wiyata
Winkel, W.S. 1983. Psikologi pendidikan dan Evaluasi
Belajar. Jakarta : Gramedia

Tidak ada komentar:
Posting Komentar