A.
Judul
: “Pengaruh Sanitasi Lingkungan Sungai
Terhadap Tingkat Kesehatan Masyarakat Pinggir Sungai Serayu Banyumas”.
B.
Latar
Belakang
Indonesia
dapat dikategorikan sebagai negara yang memiliki banyak permasalahan dalam
kehidupan misal kehidupan sosial, ekonomi, politi, pendidikan, kesehatan dan
masih banyak lagi masalah yang dihadapi
oleh negara ini. Salah satu masalah yang paling sering menjadi topik pembicaan
adalah masalah kesehatan. Masalah kesehatan bagaikan momok yang paling ditakuti
oleh kebanyakan orang. Masalah yang kompleks dalam kaitannya dengan kesehatan
menyebabkan sebagian masyarakat memiliki cara masing-masing dalam memperoleh
kehidupan yang sehat dan sejahtera.
Tidak
ada satupun di muka bumi ini yang berdiri sendiri, semuanya bergantung dan
saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Demikian juga dengan kesehatan dan
kualitas hidup manusia. Kesehatan pada dasarnya adalah sebuah pilihan bagi tiap
individu dan merupakan sebuah cara untuk kita bertahan hidup ataupan cara memperlakukan
hidup itu dengan cara masing-masing yang unik dan berbeda antara cara hidup
manusia satu dengan yang lain. Lingkungan serta gaya hidup juga keadaan tiap
individu yang menyebabkan mereka memiliki cara menikmati kehidupannya
masing-masing. Secara umum kesehatan sering disepelekan oleh sebagian kalangan
karena mungkin hal ini dianggap wajar bahwa kesehatan dapat diperoleh dengan
mudah sejalan dengan aktivitas yang dijalankan, tetapi sebenarnya jika seorang
sudah terjangkit penyakit yang serius mereka akan sekuat tenaga untuk
menyembuhkan penyakit yang ia derita. Gambaran masyarakat ini yang menarik
sebagian peneliti untuk mengadakan sebuah penelitian yang kaitannya dengan
kesehatan dan gaya hidup masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Gambaran
kesehatan tidak bisa di ukur hanya dengan statistika saja, sebenarnaya banyak
hal yang harus digaris bawahi dalam melihat kriteria kesehatan itu sendiri.
Definisi kesehatan yang secara jelas dan mulai tertera dalam piagam Organisasi
Kesehatan Sedunia adalah suatu keadaan yang menjamin adanya kesejahteraan
jasmani, rohani dan sosial yang utuh. Pada dasarnya perdebatan tentang
bagaimana cara kita mencari kesehatan itu sendiri tidak akan terlepas dari gaya
hidup setiap individu.
Kenyataan
di masyarakat adalah hidup sehat dan bersih masih menjadi angan- angan yang
sebagian kalangan masyarakat belum bertindak sebagai pelaku hidup bersih dan
sehat. Sebagian kalangan masih menganggap bahwa hidup sehat hanya dapat
dimiliki oleh kalangan menengah atas, tapi sebenarnya kriteria hidup sehat
secara universal dapat dikatakan jika kegiatan sehari-hari menggunakan air
bersih, makan-makanan yang mengandung vitamin yang di butuhkan oleh tubuh serta
cara pembuangan limbah yang baik dan kegiatan mandi cuci kakus memenuhi
kriteria yang sudah dicanangkan oleh pemerintah.
Masalah
kesehatan itu sendiri memiliki kriteria yang kompleks dan merupakan hasil dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat ilmiah maupun buatan manusia. Konsep
sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena adanya
faktor-faktor diluar kenyataan klinis yang terutama factor sosial budaya. Jadi
sangat penting menumbuhkan pengertian yang benar pada masyarakat tentang konsep
sehat dan sakit karena dengan konsep yang benar pula untuk menyelesaiakan
masalah kesehatan (Foster, 2006). Pengetahuan masyarakat tentang konsep sehat
dan sakit yang benar akan membuat masyarakat mengerti bagaimana membudayakan
diri untuk hidup sehat dan kebiasaan untuk mempergunakan fasilitas kesehatan
yang ada.
Masalah
yang sering muncul pada masalah kesehatan salah satunya adalah pada sanitasi
lingkungan. Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran, limbah dan
barang- barang berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan
kesehatan manusia. Air merupakan faktor utama dalam kaitan dengan masalah
kesehatan karena air adalah bahan utama dalam rantai jaringan aktivitas
manusia. Kesimpulannya bahwa antara sanitasi lingkungan dengan masalah
kesehatan masyarakat memiliki keterkaitan yang amat erat yaitu jika sanitasi
lingkungan sudah terlaksana dan tingkat kesehatan masyarakat masih memiliki
permasalahan dan belum memenuhi standar yang di canangkan oleh pemerintah, maka
masyarakat itu pasti memiliki permasalahn yang harus diselesaikan.
Masyarakat
pinggir sungai sering kali mengabaikan masalah-masalah yang sebenarnya sangat penting dalam kaitannya dengan kebersihan dan kesehatan. Pada halnya masyarakat pinggir
sungai serayu yang berada di
sebelah selatan kota Banyumas terlihat bahwa seringkali masyarakat pinggir sungai yang melakukan aktivitas mandi,
cuci dan buang air bahkan sampah di sungai. Dari uraian diatas maka peneliti
tergerak untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sanitasi Lingkungan Sungai Terhadap Tingkat Kesehatan Masyarakat
Pinggir Sungai Serayu Banyumas”.
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang dipaparkan diatas, maka peneliti mengungkap masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Apa
yang menyebabkan mereka melakukan aktivitas mandi, cuci, kakus di sungai?
2. Bagaimana
kondisi kesehatan masyarakat pinggir sungai dalam upaya sanitasi lingkungan?
3. Adakah
pengaruh antara sanitasi lingkungan sungai terhadap tingkat kesehatan
masyarakat?
D.
Tujuan
Adapun tujuan dari
penelitian yang dilakukan penulis ini adalah:
1. Mengetahui
alasan mereka melakukan aktivitas mandi,
cuci, kakus di sepanjang aliran sungai
2. Mendeskripsikan
bagaimana kondisi kesehatan masyarakat pinggir sungai dalam upaya sanitasi
lingkungan
3. Menganalisis
pengaruh antara sanitasi lingkungan sungai terhadap tingkat
kesehatan masyarakat
E.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik
secara teoritis maupun secara praktis bagi segenap pihak yang berkepentingan.
1. Manfaat
teoritis
a. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan pengembangan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
b. Memberikan
sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis.
2. Manfaat
praktis
Sebagai bahan masukan dan saran-saran bagi pihak-pihak yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan, baik lembaga atau perorangan.
F.
Penegasan
Istilah
Dalam penelitian ini perlu diberikan penegasan
istilah, sehingga dapat mempermudah pemahaman dalam mengartikan ataupun
mendefinisikan serta membatasi permasalahan yang ada.
1. Sanitasi
lingkungan
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengfan maksud
mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan
usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Sanitasi yang baik akan menjadi suatu semboyan, oleh karena
itu tiap orang berhak mendapat penghidupan yang layak dan merupakan pilihan
hidup.
Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang
dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan
mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan.
2. Kesehatan
Istilah kesehatan itu sendiri dalam kenyataan
merupakan suatu konsepsi yang tidak pernah dipersoalkan pada setiap penelitian
maka setiap tahap yang dilalui dalam mencari pertolongan medis merupakan
tahapan tersendiri yang sangat berbeda dengan tahap yang lainnya (Mainland
1967:27). Konsepsi sehat itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
sangat didambakan oleh orang-orang yang menderita penyakit entah itu penyakit
secara jasmani atau psikomotorik.
G.
Landasan
Teori
1.
Gaya Hidup
Semakin banyak variasi dalam kondisi
kesehatan mencerminkan kebudayaan dari segi lingkungan fisik maupun non fisik.
Sulit dibantahkan bahwa sesungguhnya dalam menciptakan gayahidup tiap
masyarakat juga telah menciptakan cara kematiannya. Foster mengungkap bahwa dalam
kesehatan tak akan tercapai hanya dengan mengalirkan lebih banyak bantuan yang
mahal untuk usaha- uasaha penyembuhannya tetapi ia menanbahkan perbaikan
struktur sosial serta pola tingkahlaku pribadi jauh lebih ampuh dalam
mengurangi segala macam bahaya yang mengancam dari segi kesehatan. Suatu telaah
mengenai berbagai pengaruh lingkungan terhadap kesehatan membuat kita harus
menyelami bidang- bidang ekonomi, politik, serta gaya hidup tai individu serta
dengan lingkungan alam sekitarnya.
2.
Adaptasi sosial budaya
Tingkahlaku serta tindakan yang berlandaskan budaya,
yang timbul sebagai respon terhadap ancaman- ancaman penyakit. Sikap yang
adaptif dari suatu system Nampak dari definisi Dunn: “ pola-pola dari
pranata-pranata sosial dan tradisi- tradisi budaya yang menyangkut perilaku
yang sengaja untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari tingkahlaku
khusus tersebut belum tentu kesehatan yang baik (Dunn 1976 : 135). Perilaku
sehat yang dikemukakan oleh Dunn sama halnya dengan perilaku yang dilakukan oleh
sebagian besar masyarakat yang belum mengerti arti penting dari sebuah budaya
sehat. Meskipun demikian masyarakat sebenarnya sudah mengetahui pola-pola untuk
menuju sehat tetapi permasalahannya budaya yang sudah melekat yang kurang
mendukung dari kegiatan atau pola-pola sehat itu sendiri.
3.
Perilaku Sehat
Teori ini adalah butiran dari teori perilaku sehat
yang di petik dari Grand theory. Dalam upaya menerapkan sosiologi upaya dalam
memahami keputusan-keputusan orang yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan,
penyelidikan E.A Suchman tentang perilaku kesehatan dalam konteks sosial budaya
cukup memeberi harapan, dan menyangkut hubungan yang bersifat hipotesis. Hal
yang terpenting dalam model Suchman adalah menyangkut pola sosial dari perilaku
sakit yang tampak pada cara orang mencari, menemukan dan melakukan perawatan
yang bersifat medis (Suchman, 1965 b:114)
H.
Tinjauan
Pustaka
Berbagai
penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, hasil penelitian yang
dikemukakan menunjukkan berbagai pandangan tentang kesehatan masyarakat.
Kesehatan pada masyarakat dapat di lihat dari berbagai sudut pandang ilmu
sosiologi maupun antropologi. Pada bahasan ini pengetahuan tentang sanitasi
dapat dijabarkan menurut UNESCO merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan
hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan dengan harapan usaha
ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Norariska Nalurita (2008) yang melihat
bahwa pengetahuan kesehatan masyarakat dititik tekankan pada cara pembuangan
limbah manusia seperti BAB (Buang Air Besar) pada masyarakat saluran Mlati di
Kelurahan Mlati Kidul Kecamatan Kota Kabupaten Kudus dipinggiran sungai.
Tradisi serta budaya dalam kegiatan
BAB dipinggiran sungai serta
keterbatasan ekonomi masyarakatlah yang membuat perilaku masyarakat tersebut.
Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan terdapat pada cara pembuangan limbah
yang sehat, sampah yang sehat serta
penerangan dan pencahayaan rumah meliputi (air, udara dan tanah).
Menurut
Sarwono (2004: 32-34) perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit,
perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan
bergizi. Perilaku sehat ini diperlihatkan oleh individu- individu yang merasa
dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu individu benar- benar sehat. Sebagian
besar penelitian terdahulu membahas tentang kesehatan dan kebersihan serta gaya
hidup komunitas tertentu. Pada hasil penelitian Sri Putria Ningsih (2009)
difokuskan pada perilaku hidup sehat serta kesehatan lingkungan. Kesehatan
lingkungan pada hakekatnya adalah suatu keadaan atau kondisi lingkungan optimum
sehingga berpengaruh positif terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain mencakup: perumahan, pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih, pembuangan sampah(Notoatmodjo)
Jika
pada penelitian sebelumnya menyajikan masalah kesehatan serta mengfokuskan pada
perilaku hidup sehat, maka didalam kajian penelitian ini penulis mengajukan
berbagai masalah dalam kesehatan yang kompleks. Secara garis besar penulis
menyajikan penelitian yang kompleks, dengan mengajukan berbagai permasalahan
dari segi masalah kesehatan sampai budaya masyarakat yang mengacu pada
permasalahan kesehatan.
I.
Kerangka
Teori
Hal
yang perlu digaris bawahi pada kerangka berfikir adalah ketika kesehatan
memiliki daya tarik sendiri atau presepsi sendiri dalam masyarakat. Pengaruh
antara Sanitasi serta tingkat kesehatan masyarakat mulai dipermasalahkan pada
komunitas tertentu akan mengalami berbagai masalah dari segi kesehatan.
Hubungan antara sanitasi dengan tingkat kesehatan secara tidak langsung saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Konsep tentang sanitasi dengan masalah
kesehatan pada masyarakat akan mempengaruhi budaya masyarakat di komunitas itu.
Sikap
atau perilaku masyarakat juga akan mempengaruhi budaya hidup komunitas itu sendiri.
Secara konkrit jika dalam masyarakat itu sudah tertanam budaya maka akan
mempengaruhi gaya hidup masyarakat itu sendiri. Sanitasi yang baik pada
masyarakat akan menumbuhkan gaya hidup masyarakat yang terstruktur sehat pula
sebaliknya jika sanitasi yang buruk smenyebabkan maraknya tingkat masalah
kesehatan.
|
|
|||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||||
|
Bagan gambar kerangka berfikir
Gambar
Bagan Kerangka Berfikir
J.
Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).
Sampel dalam penelitian adalah seluruh populasi, sehingga penelitian ini
merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
seluruh warga pingir sungai serang,Demak.
2.
Variabel
Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian / apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:96). Dalam penelitian ini ada
beberapa variable yang disebut variable bebas atau independen (X) dan variable terikat atau dependen (Y). Varibel – variable penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Variable
Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel
penyebab (Arikunto, 2006:119) Dalam penelitian ini ada empat variabel bebas
yang terdiri dari:
i.
Sanitasi Lingkungan (X1)
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam
pembudayaan hidup bersih dengfan maksud
mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Sanitasi yang baik akan menjadi suatu semboyan, oleh karena
itu tiap orang berhak mendapat penghidupan yang layak dan merupakan pilihan
hidup.
Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya
yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan
mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan.
b. Kesehatan
(X2)
Istilah kesehatan itu sendiri dalam kenyataan
merupakan suatu konsepsi yang tidak pernah dipersoalkan pada setiap penelitian
maka setiap tahap yang dilalui dalam mencari pertolongan medis merupakan
tahapan tersendiri yang sangat berbeda dengan tahap yang lainnya (Mainland
1967:27). Konsepsi sehat itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
sangat didambakan oleh orang-orang yang menderita penyakit entah itu penyakit
secara jasmani atau psikomotorik
c. Variabel
Terikat
Variable terikat (Y) adalah varibel yang dipengaruhi (Arikunto,
2006:119) Variable terikat dalam penelitian ini adalah pengaruh sanitasi lingkungan
sungai terhadap tingkat kesehatan masyarakat pinggir sungai serang, demak.
3.
Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data digunakan untuk mengungkap, memperjelas dan
mendeskripsikan serta menganalisis tentang pengaruh sanitasi lingkungan sungai
terhadap tingkat kesehatan masyarakat pinggir sungai serang, demak. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Dokumentasi
Menurut (Arikunto, 2006:28) metode dokumentasi adalah metode
pengumpulan data yang bersumber pada barang-barang tertulis. Metode dokumentasi
dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kesehatan serta
progam apa saja yang sudah dijalankan oleh warga masyarakat pinggir sungai
serang, demak.
2.
Wawancara
Wawancara adalah sebuah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai (Arikunto,
2006:132). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada seluruh warga yang
berkenan dan memeiliki andil serta warga masyarakat pinggir sungai serang,
demak.
3.
Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk merperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Arikunto,2002:108). Pertanyaan
tertulis digunakan untuk mermperoleh informasi dari responden yang digunakan
untuk mengambil. Dalam penelitian ini angket diperuntukan kepada kepada seluruh
warga yang berkenan dan memeiliki andil serta warga masyarakat pinggir sungai
serang, demak.
4.
Metode Analisis Uji Instrumen
a.
Validitas
Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Suatu instrumen yang valid atau sahih m empunyai
validitas tinggi dan sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas yang rendah. Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
sahih atau tidaknya kuesioner dari variable penagruh
sanitasi lingkungan sungai terhadap tingkat kesehatan masyarakat sekitar. Untuk mengetahui validitas kuesioner, digunakan rumus
korelasi product moment sebagai berikut:

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi product moment
X = nilai dari item (pertanyaan)
Y = nilai dari total item
N = banyaknya responden atau sampel penelitian
Dalam melakukan uji
validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software program
exel.
5.
Metode
Analisis Data
a. Analisis
Deskriptif Presentase
Analisis ini digunakan untuk
mengkaji variabel-variabel yang ada dalam penelitian serta menggambarkan
situasi hasil penelitian. Variabel-variabel yang ada dalam penelitian yaitu
manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen personel, manajemen
layanan khusus dan peningkatan mutu lulusan. Variabel-variabel tersebut terdiri
dari indikator yang dikembangkan menjadi instrument (angket). Rumus yang
digunakan:
DP =

Keterangan:
DP = Deskriptis Presentase
n = nilai yang diperoleh
N = jumlah nilai total
Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1.
Mengumpulkan angket yang telah diisi responden dan
memeriksa kelengkapannya
2.
Mengubah skor kualitatif menjadi skor
kuantitatif
3.
Membuat tabulasi
4.
Membuat tabel rujukan degan cara sebagai
berikut:
a)
Menetapkan presentase tertinggi =



b)
Menetapkan presentase terendah =

c)
Menetapkan rentang presentase =% tertinggi - % terendah
d)
Interval =
5
e)
Panjang kelas interval = rentang : interval
b. Uji Hipotesis
a.
Uji
simultan (F)
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis secara keseluruhan (simultan)
digunakan uji F, yaitu mengetahui pengaruh variable-variabel bebas yang
terdapat dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variable terikat
dengan alat bantu SPSS. Dengan membandingkan antara nilai significant α = 5%
apabila perhitungan significant hitung < α = 5% maka H0 ditolak
dan Ha diterima dan variable bebas berpengaruh terhadap variable
terikat.
Daftar
Pustaka
Walida. 2009. Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah . http://www.ssep.net/director.html diunduh pada 12 Maret 2010.
Arikunto, Suharsimi. 2006.
Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Erik P. Eckhlolm. 1985.
Masalah kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia
Anderson
, Foster.2009. Antropologi Kesehatan. Jakarta :Universitas Indonesi.
Masjur, Johan. 2010.
manusia, kesehatan, dan lingkungan. Bandung : PT. Alumni.
Soemarwoto, Otto. 2010. Dampak lingkungan
terhadap kesehatan. Bandung : PT. Alumni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar