Minggu, 18 Desember 2011

DI MANAKAH PERAN LEMBAGA KELUARGA DALAM SOSIALISASI MENDIDIK ANAK ?

Guru SMA 6 Tak Ingin Disalahkan Terkait Tawuran Pelajar dengan Wartawan

JAKARTA, RIMANEWS - Guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMAN 6 Jakarta tak ingin disalahkan atas ulah anak didiknya. Nani Darmawan, salah satu guru BK SMAN6 mengatakan, pihaknya tak mau disalahkan terkait aksi pengeroyokan kepada para wartawan yang diduga kuat dilakukan oleh sejumlah siswanya, Senin (19/9/2011) siang, di depan SMAN 6, Jakarta Selatan. Menurut dia, aksi pengeroyokan itu terjadi karena ada pihak yang memicunya.

Nani mengatakan, pemicu yang dimaksudnya bisa berupa kata-kata atau perilaku kurang baik yang diucapkan salah seorang wartawan sehingga memancing emosi para siswanya.
"Tidak mungkin ada pengeroyokan jika tidak ada asap. Barangkali begitu, ada pesan yang penyampaiannya kurang baik, saya rasa itu pemicunya," kata Nani saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/9/2011) malam.
Nani, yang juga Ketua Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) DKI Jakarta ini, mengungkapkan, para siswanya menjadi sangat emosional karena merasa harga dirinya terusik.
"Ada seorang siswa yang saya lihat dari televisi, saya kenal dia bukan anak yang bermasalah. Namun, karena mungkin sudah pada ambang kesabaran, jangan salahkan kami jika kejadian itu terjadi," ujarnya.
Ia juga menilai, setiap terjadi tawuran antara SMA 6 dan SMA 70, pihaknya selalu dituding sebagai pemicunya. "Saya dan kami semua heran, mengapa yang diberitakan selalu sekolah kami, sedangkan sekolah sebelah tidak," katanya.
Pihak sekolah, kata dia, selalu mengingatkan para siswanya agar menjaga nama baik SMAN 6. Namun, diakuinya, hal tersebut tidak serta-merta dapat membendung emosi para siswa.
"Saya tidak bisa menahan emosi anak-anak. Tawuran yang selama ini terjadi dengan sekolah sebelah seperti diatur dan ada buktinya. Isu lain mungkin saja karena ini lokasi bisnis dan mungkin ada kepentingan politik," ujar Nani.
"Tolong jangan mudah menghakimi. Tolong dibalik juga pertanyaannya, mengapa siswa-siswa kami melakukan aksi tersebut. Pekerjaan ya pekerjaan, tetapi bukankah keselamatan diri adalah segalanya," tuturnya.
Peristiwa pengeroyokan yang terjadi pada Senin telah menyebabkan sejumlah wartawan mengalami luka-luka. Aksi kekerasan oleh para siswa sendiri telah dilaporkan ke pihak kepolisian. Pada hari ini, aktivitas belajar di SMA 6 juga diliburkan selama beberapa hari.[kmsp]

4 komentar:

  1. siapa yang disalahkan jika sudah terjadi kondlik seperti aini? menata diri sendiri adalah hal yang paling utama, jangan saling menyalahkan dan menjatuhkan

    BalasHapus
  2. seperti biasanya,,guru pasti akan menyalahkan siswa kalau ada kejadian seperti ini.seakan-akan tak pernah mau tau amil pusing...

    BalasHapus
  3. sebagai mantan siswa saya membela tindakan renponsif siswa SMA 6,karena seperti yang dikatakan pada pemberitaan bahwa pihak wartawan tidak mengindahkan himbauan polisi bahwa untuk mengatasi amarah para siswa yang labil kita harus lebih tenang dan dapat mengontrol emosi, namun para wartawan tidak melakukannya.yo rak,,,

    BalasHapus
  4. @all. makasi buat komentarnya...
    duni apendidikan indonesia masih harus banyak berbenah demi tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa....

    BalasHapus